REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap anak terlahir dengan kapasitas untuk merasakan emosi. Sejumlah emosi dasar yang paling umum dirasakan anak adalah senang, sedih, marah, dan takut.
Semua itu lazim dirasakan anak. Hanya saja, masih banyak persepsi salah terkait pemahaman mengenai emosi anak. Salah satunya adalah kebiasaan masyarakat melabeli emosi tertentu identik dengan salah satu gender atau jenis kelamin.
Misalnya, hanya anak perempuan yang boleh menangis karena sedih, atau pandangan bahwa anak laki-laki harus pemberani sehingga akan memalukan jika merasa takut. Psikolog anak dan remaja Grace E Sameve mengingatkan bahwa hal tersebut tidak benar.
"Tidak ada emosi yang salah, walau mungkin reaksi yang muncul tidak menyenangkan. Emosi juga tidak berbasis gender, semua anak boleh mengalami dan merasakannya," ujar Grace pada peluncuran buku seri Emosi Anak dan fitur belanja aplikasi Tentang Anak.
Principal child psychologist yang tergabung di ekosistem Tentang Anak itu mengingatkan orang tua mengenai pentingnya memahami emosi yang dirasakan buah hati. Setelah ayah dan bunda paham, mereka bisa mengenalkan berbagai jenis emosi kepada anak sehingga anak dapat belajar mengelola pengalaman emosinya.
Untuk membantu referensi orang tua, Grace dan tim Tentang Anak menghadirkan seri buku Kenali Emosi yang memiliki empat subjudul spesifik, yakni "Senang", "Marah", "Sedih", dan "Takut". Selain Grace, buku dikerjakan bersama oleh praktisi anak usia dini Gianti Amanda, dokter anak Mesty Ariotedjo, penulis buku anak Reda Gaudiamo, dan ilustrator Bellansori.