REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Syekh Ibrahim Musa bergelar Inyiak Parabek(4 Agustus 1884 – 25 Juli 1963) adalah ulama, politikus, dan pengajar Indonesia.
Setelah belajar pada beberapa perguruan, pada umur 18 tahun ia berangkat ke Mekkah dan belajar di negeri itu selama delapan tahun.
Ia kembali ke Minangkabau pada tahun 1909 dan mulai mengajar pada tahun 1912. Kemudian ia berangkat lagi ke Mekkah pada tahun berikutnya dan kembali pada tahun 1915.
Saat itu ia telah mendapat gelar Syekh Ibrahim Musa atau Inyiak Parabek sebagai pengakuan tentang ilmu agamanya.
Ketika kembali ke Minangkabau, Inyiak Parabek mendirikan Sumatra Thawalib di Parabek.
Berdirinya Madrasah tahun 1910 dimulai dengan halaqah di Parabek. Lama pendidikannya variatif bahkan ada yang mencapai 11 tahun. Namun sejak tahun 1980 sampai sekarang menjadi enam tahun.
Bedanya, sekarang ada pendidikan Takhashus. Jadi murid Parabek yang telah tamat tetapi merasa belum puas dengan ilmunya bisa menambah pendidikan non formal.
Itulah sedikit kisah Inyiak Parabek. Kisah ulama penggerak ini dikupas secara lebih mendalam dan menarik dalam buku Sang Ulama Penggerak buah karya Khairul Jasmi. Ia seorang wartawan yang juga sastrawan kondang dari Sumatera Barat.
Buku yang diterbitkan Republika Penerbit itu merupakan buku ketiga tentang novel biografi Ulama KJ -- sapaan akrab Khairul Jasmi -- yang juga Pemimpin Redaksi Harian Singgalang itu. “Dua lainnya buku novel Inyiak Canduang dan Rahmah El Yunusiyah pendiri Diniyyah Puteri Padang Panjang,” kata Khairul Jasmi, dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (3/8/2022).
Novel setebal 200 halaman itu sudah bisa didapatkan melalui bukurepublika.id, Republika Penerbit Official Shop, ataupun di Tokopedia (Buku Republika) dan melalui pemesana via WA 081285304767. Buku Sang Ulama Penggerak juga bisa dibeli di stan Republika Penerbit pada ajang Islamic Book Fair (IBF) yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, 3-7 Agustus 2022. Republika Penerbit menempati stan Hall A nomor 106-107 dan SP2-SP3.