Rabu 03 Aug 2022 22:04 WIB

Alami Dua Gejala Flu? Prof Spector: Anggap Saja Kena Covid-19

Di Inggris, kasus Covid-19 kini jauh lebih tinggi rasionya dibandingkan flu biasa.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Anak sakit tenggorokan memegang lehernya (ilustrasi). Profesor Tim Spector dari Kings College London, Inggris menganjurkan agar siapapun yang mengalami merasa lelah dan sakit tenggorokan sebaiknya melakukan langkah pencegahan penularan dengan mengasumsikan bahwa mereka kena Covid-19.
Foto: Republika/Amin madani
Anak sakit tenggorokan memegang lehernya (ilustrasi). Profesor Tim Spector dari Kings College London, Inggris menganjurkan agar siapapun yang mengalami merasa lelah dan sakit tenggorokan sebaiknya melakukan langkah pencegahan penularan dengan mengasumsikan bahwa mereka kena Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di Inggris, kasus Covid-19 sempat meningkat dengan gejala yang masih sama, namun kali ini banyak yang mengalami sakit tenggorokan. Salah seorang profesor mengimbau masyarakat yang merasakan gejala seperti flu sebaiknya menganggap itu Covid-19 sebagai langkah pencegahan penularan.

Pendiri aplikasi pelacak gejala ZOE Covid Study, Profesor Tim Spector, memperingatkan bagi siapa pun yang mengalami dua gejala ini sebaiknya menyimpulkan mereka terinfeksi SARS-CoV-2. Dua gejala yang dimaksud ialah merasa lelah dan sakit tenggorokan.

Baca Juga

"Gejalanya (untuk Covid-19 dan flu biasa) hampir sama, kecuali dengan Covid-19 yang umumnya membuat tubuh merasa lebih lelah dan ada sakit tenggorokan. Jadi (jika flu) sebaiknya anggap itu Covid-19," kata dia.

Prof Spector mengatakan, saat ini kasus Covid-19 dua kali lebih banyak daripada flu biasa. Rasionya tidak pernah setinggi ini."Semoga gelombang ini segera berakhir," kata dia.

Para ahli di aplikasi ZOE juga mengungkapkan, 58 persen orang dengan virus corona mengalami sakit tenggorokan, sementara 47 persen mengalami sakit kepala. Data terbaru menunjukkan, sekitar 43 persen orang dengan virus corona menderita batuk, 41 persen hidung tersumbat, dan 39 persen pilek.

Diperkirakan 3,2 juta orang terpapar virus dalam pekan menjelang 20 Juli, dibandingkan pekan sebelumnya 3,8 juta orang. Namun, petugas medis memperingatkan bahwa masih ada banyak yang terinfeksi di sekitarnya.

Di sisi lain, Wakil Direktur Program Kesehatan Masyarakat di Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA), Dr Gayatri Amirthalingam, mengatakan saat ini sudah mulai ada penurunan jumlah kasus dan rawat inap. "Meskipun ini menggembirakan, Covid-19 belum hilang dan kami benar-benar ingin melihat penurunan lebih lanjut dalam beberapa pekan dan bulan mendatang."

Orang berusia 75 tahun ke atas tetap berisiko terkena gejala parah jika tidak mendapatkan vaksin Covid-19. Dr Amirthalingam mendesak siapa pun untuk segera divaksinasi demi memberikan perlindungan terbaik bagi diri sendiri.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement