Kamis 04 Aug 2022 15:32 WIB

Mantan Penasihat KPK Isi Stadium Generale di STAIL

Para dai berperan menanggulangi masalah korupsi.

Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman al-Hakim (STAIL) Surabaya, mengadakan Stadiun Generale dengan  narasumber  Penasehat KPK (Komisi Pemberantasa Korupsi) 2005-2013,   Dr KH Abdullah Hehamahua  MM, Kamis (28/7/2022).
Foto: Dok STAIL Surabaya
Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman al-Hakim (STAIL) Surabaya, mengadakan Stadiun Generale dengan narasumber Penasehat KPK (Komisi Pemberantasa Korupsi) 2005-2013, Dr KH Abdullah Hehamahua MM, Kamis (28/7/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman al-Hakim (STAIL) Surabaya, mengadakan Stadiun Generale,  Kamis (28/7/2022) pekan lalu, dengan mengangkat tema; Gerakan Anti Korupsi di Era Revolusi Digital dan Masa Depan Demokrasi Indonesia.

Hadir sebagai narasumber Penasihat KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) 2005-2013, Dr KH Abdullah Hehamahua  MM, dan didampingi oleh Ustadz. M Anwar Djaelani, selaku pemandu acara.

Dalam uraiannya, Abdullah, mengungkapkan tentang tingginya praktik korupsi yang terjadi di Indonesia. Bahkan tak ragu, ia menyebutkan sebagai salah satu penyakit terbesar di negeri saat ini. "Penyakit terbesar di Indonesia adalah korupsi," tegasnya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, pekan lalu.

Untuk menanggulangi persoalan  korupsi ini, lanjutnya,  peran para mubaligh/dai yang langsung bersentuhan dengan masyarakat dalam memberi pencerahan, sangat berpengaruh. “Sebab pada hakekatnya pemimpin adalah representasi dari masyarakat,” ujarnya.

Ia pun mengutip satu kisah Ali bin Abi Thalib yang saat itu menjabat sebagai khalifah, kemudian disoal oleh seorang laki-laki (khawarij), tentang caos yang terjadi di kepemimpinannya, dan tidak pernah menimpa pada masa Abu Bakar dan Umar.

"Saat itu Ali bin Abi Thalib menjawab, "Karena di masa Abu Bakar dan Umar rakyatnya adalah saya. Sedangkan di masa saya, rakyatnya adalah kamu," ujar sosok kelahiran Ambon itu.

Lebih lanjut, Abdullah Hehamahua berilustrasi; "Satu RT (Rukun Tetangga) manakala dominasi masyarakatnya pencuri, maka bisa ditebak ketua RT yang akan terpilih adalah pencuri,"  paparnya.

Agar proses pencerahan di masyarakat berjalan secara sistemik, imbuh lulusan Master Teknik Bidang Pendidikan Institut Teknologi Megatec, Kuala Lumpur, Malaysia itu, maka para dai dintuntut untuk bisa membuat kurikulum materi dakwah, yang akan disampaikan kepada para jamaah.

"Tujuannya, agar materi yang disampaikan sistematis. Selebihnya, ketika selesai pengajian, masyarakat punya pegangan materi. Tidak lekas hilang," paparnya.

Manakala pencerahan di masyarakat terjadi dengan baik di suatu negeri, bersamaan dengan itu keberkahan akan menaungi negeri tersebut.

"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi......," kupas Abdullah mengutip surat Al-A'raf, ayat 96.

Acara yang berakhir pada pukul 22.00 itu dihadiri oleh mahasiswa, dosen, pengurus yayasan, dan beberapa amal usaha lain yang dimiliki Hidayatullah.

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement