REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mungkin banyak yang bertanya-tanya, apakah minuman energi benar-benar bisa membantu tubuh lebih berenergi? Faktanya, minuman energi memiliki sisi yang lebih berbahaya dan kurang populer dibahas, justru cenderung diabaikan oleh perusahaan pemasaran.
Dilansir dari Healthline, Sabtu (6/8/2022), menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), minuman energi adalah cairan penyegar yang mengandung dosis kafein, gula, dan stimulan legal seperti guarana, L-carnitine, dan taurin. Menurut National Center for Complementary and Integrative Health, minuman energi dapat meningkatkan fokus, daya tahan fisik, dan durasi melek, namun juga menimbulkan beberapa konsekuensi negatif.
Meskipun minuman energi umumnya tidak dianggap sebagai zat adiktif, ternyata ini bisa membuat kecanduan. Healthline menyatakan bahwa jika minum terlalu banyak minuman energi dan tidak bisa membatasi asupannya, mungkin itu sudah termasuk kecanduan.
Tanda-tanda lain dari kecanduan minuman energi termasuk rasa ingin yang intens dan gejala otot tertarik, seperti sakit kepala atau murung. Tapi bagaimana kecanduan minuman energi terjadi?
Menurut Healthline, psikologi dan neurokimia juga berperan. Seseorang mungkin menjadi kecanduan secara mental pada minuman energi dengan mengaitkannya pada kinerja. Misalnya, seseorang mungkin berkata kepada diri sendiri, ‘Saya tidak bisa berolahraga dengan baik tanpa minuman energi saya’.
Minuman energi juga dapat menyebabkan ketergantungan melalui pelepasan dopamin. Semakin banyak minum, maka semakin kuat respons perasaan senang. Seiring waktu, perasaan itu menjadi cepat berlalu, membuat seseorang minum lebih banyak untuk mengejar perasaan yang baik itu.
Di luar aspek negatif kecanduan, minuman energi bisa sangat buruk bagi kesehatan secara keseluruhan. Minuman energi dapat menyebabkan sejumlah kondisi yang berpotensi mengancam kesehatan dan kualitas hidup.
Menurut National Center for Complementary and Integrative Health, kandungan dalam minuman energi dapat membuat rasa cemas atau gugup. Maka tidak mengherankan jika perasaan cemas ini juga bisa membuat terjaga di malam hari. Selanjutnya, minuman energi juga dapat membuat dehidrasi.
Tapi ternyata, mengonsumsi minuman energi juga dapat menyebabkan rawat inap. Dosis minuman energi yang berlebihan dapat berdampak serius pada jantung, menyebabkan irama jantung tidak teratur, dan bahkan dapat menyebabkan gagal jantung.
Untuk menghindari efek samping tersebut, maka perlu meluangkan waktu untuk melepaskan diri dari minuman energi dengan aman. Jika gejala semakin membuat khawatir, segera hubungi dokter.