Ahad 07 Aug 2022 02:45 WIB

IDAI: Nutrisi 1.000 Hari Pertama Tentukan Kecerdasan Anak

Sebanyak 83 persen volume otak manusia terbentuk hingga anak berusia dua tahun.

Rep: Febryan A/ Red: Indira Rezkisari
Perkembangan otak dan tubuh bayi sangat ditentukan oleh nutrisi yang diterimanya dalam 1.000 hari pertama kehidupan.
Foto: Antara/Dedhez Anggara
Perkembangan otak dan tubuh bayi sangat ditentukan oleh nutrisi yang diterimanya dalam 1.000 hari pertama kehidupan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Tugas Air Susu Ibu (ASI) pada Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan, perkembangan otak dan tubuh bayi sangat ditentukan oleh nutrisi yang diterimanya dalam 1.000 hari pertama kehidupan. Periode 1.000 hari itu dimulai sejak terbentuknya janin hingga anak berusia dua tahun.

Ketua Satgas ASI IDAI dr Naomi Esthernita F Dewanto mengatakan, nutrisi pada 1.000 hari pertama sangat menentukan tumbuh kembang bayi karena 83 persen volume otak manusia terbentuk hingga anak berusia dua tahun. Pada periode dua tahun pertama itu terjadi proses multiplikasi sel-sel otak.

Baca Juga

Karena itu, ujar Naomi, hasil penelitian menemukan bahwa anak yang mendapat nutrisi yang baik pada 1.000 hari pertama akan memiliki sejumlah keunggulan dibanding anak yang tidak. Pertama, anak yang mendapatkan nutrisi baik selama 1.000 hari pertama akan punya kemampuan 1.000 kali lipat lebih baik dalam mengatasi penyakit mengancam nyawa.

Kedua, anak yang mendapatkan nutrisi baik selama seribu hari pertama ternyata dapat menyelesaikan pendidikan 4,6 lebih tinggi, dibanding anak yang tidak dapat nutrisi baik.

"Anak yang dapat nutrisi baik selama 1.000 hari pertama juga akan mendapatkan upah 21 persen lebih tinggi ketika dia memasuki usia kerja. Dia juga mempunyai keluarga yang lebih sehat saat dewasa," kata Naomi dalam Seminar Media Dalam Rangka World Breastfeeding yang digelar IDAI secara daring, Sabtu (6/8/2022).

Mengingat pentingnya nutrisi pada periode 1.000 hari pertama, Naomi pun mengingatkan bahwa ibu hamil harus mendapatkan nutrisi yang cukup. Setelah persalinan, bayinya harus diberikan ASI eksklusif dari sang ibu selama enam bulan. Selepas usai 6 bulan, bayi harus diberikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang aman.

ASI tampak berperan besar dalam menentukan apakah bayi mendapatkan nutrisi baik selama 1.000 hari kehidupannya. Menurut Naomi, ASI merupakan imunisasi pertama bagi bayi untuk menghindari penyakit dan kematian.

Sayangnya, tingkat pemberian ASI eksklusif selama enam bulan di Indonesia masih rendah. Berdasarkan data Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) tahun 2021, hanya 1 dari 2 bayi di Indonesia yang mendapatkan ASI eksklusif enam bulan. "Artinya, hanya sekitar 50 persen bayi di Indonesia yang mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan," kata Naomi. Padahal, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menargetkan angka 70 persen.

Karena itu, menurut Naomi, semua pihak harus bekerja sama meningkatkan angka pemberian ASI eksklusif di Indonesia. Semua kalangan harus mengambil peran, mulai dari tenaga kesehatan, keluarga, kalangan pengusaha, media, dan tentunya pemerintah.

Naomi bilang, peran yang dapat dimainkan kalangan pengusaha adalah memberikan dukungan, kesempatan, serta ruangan kepada pekerjanya yang wanita untuk "memerah ASI di tempat kerja". Pemerintah, lanjut dia, memainkan peran penting dengan membuat berbagai regulasi yang dapat mendukung pemberian ASI eksklusif. "Kebijakan dan program dukungan menyusui saat ini masih kurang," ujar Kepala Departemen Pediatri Universitas Tarumanegara itu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement