REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jika Anda terus-menerus bangun dengan perasaan tidak enak, sebaiknya jangan mengabaikannya. Sebab, hal itu bisa menjadi pertanda berbagai masalah kesehatan.
"Pertama dan terpenting, Anda harus mengesampingkan bahwa ada sesuatu yang salah," kata psikolog dan asisten direktur medis di Delphi Behavioral Health, dr Marc Romano, seperti dikutip dari laman Eat This Not That, Sabtu (6/8/2022).
Dia mengatakan, jika Anda berkonsultasi dengan dokter setelah mengalami hal-hal berikut ini dan tidak mendapat diagnosis yang bagus, itu tidak mengubah fakta. Artinya, Anda memiliki peluang untuk mengatasi permasahannya serta dapat mulai mengobati dan mengurangi rasa sakit dan ketidaknyamanan yang dirasakan. Romano pun menyebut, kunjungan ke dokter dapat membantu mengurangi kecemasan seseorang, Menurut dia, hidup dengan kecemasan tinggi bisa mengakibatkan sesuatu yang tidak beres, seperti tekanan darah tinggi.
Berikut beberapa hal "tidak beres" yang jika Anda rasakan, sebaiknya segera konsultasi ke dokter:
1. Lelah setelah bangun tidur
Bangun tidur dalam kondisi lelah bisa menjadi tanda sleep apnea, di mana Anda mungkin terbangun beberapa kali dalam satu jam tanpa menyadarinya. "Sleep apnea adalah masalah dengan saluran udara bagian atas, bagian dari saluran udara yang membentang dari kotak suara ke bagian belakang tenggorokan," kata pulmonologist dan spesialis obat tidur di Piedmont Physicians Georgia Lung, Aris Iatridis.
Dia menjelaskan, ketika orang-orang dengan sleep anea berbaring di tempat tidur, mereka mulai tersedak dan tubuh mulai sedikit panik. Adrenalin pun masuk, dada mulai bekerja, jantung mulai berdetak lebih cepat, mereka bangun selama dua hingga tiga detik, lalu tubuh mereka kembali tidur dan mereka tidak ingat apa-apa tentang itu.
Lelah saat bangun tidur sepanjang malam juga bisa menjadi tanda lain dari diabetes. “Merasa lelah jelas merupakan gejala diabetes,” kata Nicole Justus.
Namun, kata dia, kelelahan juga bisa menjadi tanda atau gejala dari banyak penyakit lain. Untuk itu, penting bagi Anda berkonsultasi dengan dokter tentang masalah apa pun yang dialami.
2. Lapar setelah sarapan
Mengonsumsi makanan lengkap dan masih merasa lapar setelah sarapan bisa menjadi tanda kadar gula darah Anda tidak normal. "Bahkan setelah makan, Anda mungkin masih merasa sangat lapar," ujar ahli gizi dan ahli diet terdaftar di Chicago Medical Center Amy Hess-Fischl dan Lisa M Leontis.
Dia mengatakan, hal itu terjadi karena otot tidak mendapatkan energi yang mereka butuhkan dari makanan. "Resistensi insulin tubuh Anda mencegah glukosa memasuki otot dan menyediakan energi. Oleh karena itu, otot dan jaringan lain mengirim pesan 'lapar', mencoba mendapatkan lebih banyak energi ke dalam tubuh," ujarnya.
3. Sakit kepala
Dokter mengingatkan, sakit kepala yang terus-menerus ketika bangun tidur bisa menjadi gejala tumor otak. Setiap orang pernah mengalami sakit kepala di beberapa titik.
Ahli neuro onkologi di Memorial Sloan Kettering Cancer Center (MSK), Lauren Schaff, mengatakan tumor otak tidak akan hadir dengan satu sakit kepala tunggal yang berlangsung selama beberapa jam dan tidak pernah kembali. "Juga, banyak orang menderita gangguan sakit kepala primer di mana mereka sering mengalami sakit kepala. (Saya khawatir) ketika ada jenis baru, sakit kepala parah memburuk dalam frekuensi atau intensitas tertentu terutama jika disertai dengan gejala neurologis lainnya," jelasnya.
4. Gula darah tinggi
Gula darah tinggi pada pagi hari bisa menjadi tanda resistensi insulin. Fenomena fajar, juga disebut efek fajar, adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan peningkatan gula darah (glukosa) pagi hari yang abnormal."Biasanya antara pukul 02.00 hingga 08.00 pada penderita diabetes," kata seorang dokter M Regina Castro.
Beberapa peneliti percaya pelepasan alami dari hormon kontrapengaturan (termasuk hormon pertumbuhan, kortisol, glukagon dan epinefrin) meningkatkan resistensi insulin, menyebabkan gula darah meningkat. Gula darah pagi yang tinggi juga dapat disebabkan oleh insulin yang tidak mencukupi pada malam sebelumnya, dosis obat antidiabetes yang tidak mencukupi, atau konsumsi makanan ringan karbohidrat sebelum tidur.