REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI – Apple dilaporkan telah memperingatkan pemasok Taiwan untuk memastikan pengiriman ke China mematuhi peraturan pelabelan yang sudah lama berlaku setelah kunjungan Ketua DPR Amerika Serikat (AS) Nancy Pelosi ke Taipei. Diketahui, perusahaan memberi tahu produsen di Taiwan untuk mencantumkan “China Taipei” atau “Taiwan China” sebagai asal produk.
Hal tersebut sejalan dengan kebijakan yang telah dilakukan China selama bertahun-tahun, tetapi baru mulai diberlakukan setelah ketegangan dengan AS berkobar setelah kunjungan Pelosi pekan lalu. Di bawah kebijakan tersebut, pejabat dapat menunda dan menolak pengiriman yang bertuliskan “Made in Taiwan.”
Taiwan yang memiliki pemerintahan sendiri memiliki seperangkat aturan pelabelannya. Pengiriman harus mencantumkan “Taiwan” atau “Republik China” sebagai asalnya. Namun, Apple tidak menanggapi kabar ini.
Dilansir Engadget pada Senin (8/8/2022), raksasa teknologi dan banyak perusahaan AS lainnya memiliki hubungan yang rumit dengan China. Jika laporan itu akurat, itu bukan pertama kalinya Apple berusaha menenangkan Partai Komunis China. Pada 2019, perusahaan menghapus emoji bendera Taiwan dari iOS di Hong Kong di tengah protes pro-demokrasi yang terjadi.
Dalam hal ini, Apple mungkin merasa tidak punya pilihan selain mematuhi kebijakan China tentang pengiriman Taiwan. Pada bulan April, CEO Apple Tim Cook mengatakan kekurangan semikonduktor berdampak signifikan pada bisnis iPad perusahaan. Menjelang peluncuran iPhone 14 akhir tahun ini, penundaan tambahan karena sengketa bea cukai kemungkinan akan menjadi bencana bagi Apple.