Kamis 11 Aug 2022 01:06 WIB

Kenaikan Suhu pada Malam Hari Dapat Tingkatkan Risiko Kematian Hingga 60 Persen?

Kenaikan suhu merupakan akibat dari perubahan iklim.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Qommarria Rostanti
Penelitian mengeklaim, kenaikan suhu pada malam hari bisa tingkatkan risiko kematian hingga 60 persen. (ilustrasi)
Foto: Needpix
Penelitian mengeklaim, kenaikan suhu pada malam hari bisa tingkatkan risiko kematian hingga 60 persen. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bukti baru menunjukkan, kenaikan suhu pada malam hari dapat meningkatkan kematian hingga 60 persen. Temuan yang diterbitkan dalam jurnal Nature Metabolism pada awal tahun ini menemukan bahwa suhu tubuh memberikan efek yang lebih besar pada umur dibandingkan kecepatan energi yang dihabiskan.

Penemuan yang dibuat oleh para peneliti di Institut Teknologi Lanjutan Shenzhen dari Akademi Ilmu Pengetahuan China, dan Universitas Wenzhou dan Universitas Aberdeen, tampaknya menunjukkan bahwa suhu tubuh mungkin menjadi mediator yang lebih penting dari umur dibandingkan tingkat metabolisme. Tikus dan hamster yang terpapar suhu tinggi dalam penelitian ini mengalami penurunan metabolisme dan suhu tubuh mereka meningkat.

Baca Juga

“Kami menemukan bahwa mengekspos hewan pengerat pada kondisi ini memperpendek umur mereka," ujar profesor John R Speakfrom, rekan penulis studi tersebut, seperti dilansir laman Express, Rabu (10/8/2022).

Salah satu rekan penulis, Yuqiang Zhang, seorang ilmuwan iklim di Departemen Ilmu dan Teknik Lingkungan di Sekolah Gillings, mengatakan risiko peningkatan suhu di malam hari sering diabaikan. "Namun, dalam penelitian kami, kami menemukan bahwa terjadinya kelebihan malam panas diproyeksikan terjadi lebih cepat daripada perubahan suhu rata-rata harian," kata dia.

Frekuensi dan intensitas rata-rata malam panas akan meningkat lebih dari 30 persen dan 60 persen pada tahun 2100-an, dibandingkan dengan peningkatan kurang dari 20 persen untuk suhu rata-rata harian. Ancaman terhadap kesehatan manusia terletak pada kenyataan bahwa panas sekitar pada malam hari mengganggu fisiologi normal tidur.

Efek dari penurunan kuantitas dan kualitas tidur dapat merusak sistem kekebalan tubuh. Pada akhirnya, kondisi ini meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, penyakit kronis, peradangan, dan kondisi kesehatan mental.

Zhang mengatakan, untuk memerangi risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh kenaikan suhu akibat perubahan iklim, kita harus merancang cara yang efisien untuk membantu orang beradaptasi. “Secara lokal, panas pada malam hari harus diperhitungkan, terutama untuk populasi rentan dan masyarakat berpenghasilan rendah yang mungkin tidak mampu membayar biaya tambahan untuk AC," ujarnya.

Temuan penelitian mengungkapkan, intensitas rata-rata kejadian malam yang panas akan hampir dua kali lipat pada tahun 2090, yang dapat meningkatkan beban penyakit. Profesor di Universitas Fudan di China dan penulis terkait studi tersebut, Haidong Kan, mengatakan, peneliti menyoroti beban penyakit akibat suhu yang tidak optimal. Ada dampak kesehatan ekstra dari variasi suhu intra-hari yang tidak proporsional.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement