REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG---Untuk merayakan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, Rumah Amal Masjid Salman ITB menggelar kegiatan teknologi bertajuk “Salman Techno Fest” dengan tagline “Inovation for Society”.
Menurut Ketua Pelaksana Salman Techno Fest, Abdul Aziz, bertepatan dengan Harteknas pada 10 Agustus 2022 ini Rumah Amal melakukan soft launching pra event."Puncak kegiatannya akan dilaksanakan pada 21 Agustus 2022," ujar Abdul Aziz dalam siaran persnya, Kamis (11/8/2022).
Menurut Abdul Aziz, kegiatan ini memiliki tujuan untuk memperkenalkan dan memberikan edukasi kepada masyarakat umum mengenai teknologi yang bermanfaat dalam bidang kemanusiaan.
Rumah Amal Salman merupakan lembaga pengelola zakat, infak, dan sedekah yang salah satunya memiliki fokus program pada inovasi teknologi. Sudah banyak inovasi yang diciptakan Rumah Amal untuk kegiatan sosial, seperti Ventilator Indonesia (Vent-I) di masa pandemi, Community Shelter, Hunian Sementara (Huntara), Hunian Tetap (Huntap) untuk daerah kebencanaan, dan Internet of Thing (IoT) untuk mengukur berat dan suhu hewan kurban.
Abdul Aziz mengatakan, salah satu misi Rumah Amal yakni menciptakan program strategis berbasis pendidikan dan teknologi. Melanjutkan misi tersebut pada kegiatan Salman Techno Fest, Rumah Amal mengandeng dosen-dosen ITB akan mengkampanyekan program teknologi ramah difabel.
Teknologi yang dimaksud, kata dia, berupa pembuatan kaki palsu prostetik dan tangan palsu prostetik. Keutamaan kedua produk ini dibandingkan dengan yang lainnya, di antaranya kaki prostetik memiliki sumbu putar yang bisa direkayasa. "Hal tersebut diperlukan untuk menjaga kestabilan gerak ketika berjalan termasuk para pengguna juga nantinya bisa duduk bersila," katanya.
Sedangkan tangan prostetik, kata dia, memiliki keunggulan adjustable socket atau yang bisa menyesuaikan volume tangan, karena seiring waktu volume tangan akan berubah. Keutamaan lainnya, harga cukup terjangkau sebab para dosen memberdayakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dalam negeri. “Salman Techno Fest memberikan apresiasi dan ruang aktualisasi bagi para inovator, yakni dosen-dosen ITB yang mau mendedikasikan ilmunya untuk masyarakat,” katanya.
Sementara menurut Direktur Rumah Amal, Agis Nurholis, Rumah Amal sebagai Lembaga Amil Zakat seringkali berinteraksi langsung dengan masyarakat. Di lapangan sendiri terdapat banyak masalah sosial yang perlu diberikan penanganan. Di sisi lain, Rumah Amal juga memiliki afiliasi dengan para dosen yang memiliki karya, sehingga bisa memberikan solusi untuk masyarakat. “Rumah Amal menjadi penghubung antara para inovator dengan masyarakat untuk memberikan solusi atas permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi,” katanya.
Rumah Amal, kata dia, terus berupaya untuk mendukung lahirnya karya-karya teknologi dari bangsa sendiri. Dengan teknologi, maka bisa memberikan solusi terkait permasalahan - permasalahan yang ada di masyarakat. Karena, sesuai fitrahnya teknologi, yakni sesuatu yang dapat memberikan kemudahan, rasa aman, dan nyaman bagi kelangsungan hidup manusia.
“Harapannya dengan adanya karya – karya anak bangsa, Indonesia dalam inovasinya bisa mengejar kedaulatan teknologi yang mudah-mudahan membuat kita tidak selalu bergantung ke negara lain,” kata Agis.