REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Prosais asal Kota Surabaya, Eko Darmoko, menerbitkan kembali buku sastra berbentuk novel berjudul Anak Gunung pada pertengahan 2022. Novel Anak Gunung diterbitkan oleh Penerbit Pelangi Sastra.
Novel ini mengambil latar utama Kota Pahlawan, dengan tokoh utama bernama Ranu, pemuda asal Lumajang yang melanjutkan hidup untuk kuliah dan bekerja di Surabaya. Selain itu, latar lain, seperti Kitakyushu di Jepang, Eropa, Amerika, dan Laut China Selatan juga turut mewarnai alur dalam novel ini.
"Seperti nama judulnya, novel ini menitik-beratkan pada pendakian gunung. Perjalanan dan petualangan, serta kisah cinta juga menjadi bagian penting dalam novel ini," kata Eko di Surabaya, Jawa Timur, Jumat (12/8/2022).
Baca: Wartawan cum Sastrawan Luncurkan Buku Revolusi Nuklir
Menurut Eko, semula karya ini tidak dirancang sebagai novel, melainkan cerita pendek (cerpen). Naskah awalnya ditulis ketika Eko singgah di Kitakyushu, selatan Jepang, untuk urusan pekerjaan. Lambat laun, sepulangnya ketika sudah di Surabaya, naskah tersebut terus dikembangkannya hingga menjadi novel setebal 251 halaman format buku.
"Ketika saya membaca ulang naskah (cerpen) tersebut sepulangnya di Surabaya, ada keinginan untuk melakukan revisi. Nah, dari revisi inilah kemudian saya banyak melakukan perombakan dan ceritanya semakin panjang. Maka jadilah novel ‘Anak Gunung’ seperti sekarang ini," ujar alumnus Universitas Airlangga (Unair) ini.
Novel Anak Gunung merupakan buku ketiga Eko. Sebelumnya, Eko sudah menerbitkan dua buku yang sama-sama kumpulan cerpen. Judulnya Ladang Pembantaian (Pagan Press, 2015) dan Revolusi Nuklir (BasaBasi, 2021).
Buku Revolusi Nuklir bahkan masuk ke dalam 10 besar Kusala Sastra Khatulistiwa 2021. Selain itu, Eko juga masuk ke dalam daftar 10 Penulis Emerging Indonesia dalam Ubud Writers and Readers Festival 2022.
Baca: Belajar Sejarah Lokalisasi Dolly Hingga Menara Eiffel