REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Buku Sihir Mantra karya Maman S Mahayana kembali didiskusikan dengan pembahas Herman Syahara. Dalam bingkai Wisata Sastra, Edukasi dan Rekreasi, perhelatan itu diwarnai dengan pertunjukan baca puisi “bukan baca puisi biasa”.
Sederet penyair tampil dalam pertunjukan yang berlangsung pada Selasa (9/8/2022)itu. Antara lain, Presiden Penyair Sutardji Calzoum Bachri, sang penyair mantra yang menjadi fokus pembahasan dalam buku. Kemudian ada penyair Sembahyang Rumputan Ahmadun Yosi Herfanda, dosen FIB UI Sunu Wasono, Nana Sastrawan, Yusuf Susilo Hartono, dan Lily Multatuliana.
Beberapa pecinta sastra ikut meramaikan acara dengan membaca puisi mantra, antara lain, aktor sinema Ical Vigar dan Aufa Bunga. Mereka ikut membacakan puisi bergaya mantra di hadapan 100 lebih hadirin yang memadati ruang diskusi PDS HB Jassin.
Menurut Maman, selaku penulis buku dan pemantik diskusi, buku Sihir Mantra merupakan upaya untuk membongkar kejumudan sastra, khususnya bidang perpuisian. Selama ini ada kesan bahwa puncak pencapain perpuisian Indonesi berhenti pada Chairil Anwar. “Kita tunjukkan pada publik sastra, ada puncak pencapaian lain yang lebih kini pada sajak-sajak mantra Sutardji,” katanya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (12/8/2022).
“Jika kita baca, Sihir Mantra memang bernada pembelaan pada ketokohan Sutardji sebagai penyair mantra. Begitu juga acara baca puisi yang dipertunjukkan, didominasi oleh puisi-puisi mantra. Maka, jadilah ruang diskusi PDS HB Jassin siang itu nyaris penuh dengan mantra,” ujar Maman.