REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah tim ahli di University of Warwick telah mendemonstrasikan metode baru untuk menghasilkan oksigen dalam gaya berat mikro yang melibatkan magnet. Magnet digunakan untuk menarik gelembung gas di satu area di mana mereka menyatu, membuatnya lebih mudah memanennya di ruang gravitasi rendah daripada menggunakan mesin berat yang tidak untuk misi panjang.
Masalah utama yang dipecahkan oleh eksperimen adalah daya apung atau lebih tepatnya, kurangnya daya apung alami di ruang angkasa. Dilansir Slashgear, Ahad (14/8/2022), tidak seperti Bumi, di mana gelembung gas dalam cairan secara otomatis naik ke atas, dan cairan tetap di bawah karena efek gravitasi, gelembung tetap tersuspensi dalam media cair dalam gaya berat mikro. Untuk mengatasi masalah ini, mesin di stasiun luar angkasa internasional mengandalkan sentrifugal untuk memaksa gas keluar.
Namun, mesin ini berat, mengonsumsi daya yang signifikan, dan membutuhkan banyak perawatan. Bahkan sebuah studi Badan Antariksa Amerika (NASA) menduga bahwa sistem yang ada, seperti yang saat ini digunakan Oxygen Generation Assembly di stasiun ruang angkasa, tidak layak untuk misi jangka panjang seperti perjalanan ke Mars dan seterusnya.
Di sinilah penelitian terbaru muncul dengan menggunakan magnet untuk menghilangkan kebutuhan menggunakan sentrifugal untuk menghasilkan oksigen. Menggunakan fasilitas drop tower spesial di Center for Applied Space Technology and Microgravity di Jerman untuk mensimulasikan kondisi gayaberat mikro di ruang angkasa, para ilmuwan menganalisis bagaimana magnet dapat digunakan untuk pemisahan fase, memisahkan gas dari cairan.