REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vannes Wijaya, seorang siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) VIII Pekanbaru, Riau, harus bertarung bersama laptopnya untuk membuat program dari persoalan-persoalan yang ada selama 10 jam yang dibagi menjadi lima jam ke dalam dua hari yang berbeda. Pesaingnya tak main-main, yakni ratusan siswa-siswi sekolah menengah dari dari seluruh belahan dunia.
Remaja kelahiran 20 Desember 2005 itu menjadi salah satu perwakilan Indonesia dalam International Olympiad in Informatics (IOI) 2022. Sebagai tuan rumah, Indonesia berhak mengirimkan dua timnya ke dalam IOI yang kali ini diselenggarakan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu. Bersama tujuh orang lainnya, Vannes berjuang untuk mendapatkan medali dalam salah satu olimpiade sains internasional tertua tersebut.
Semua bermula dari ketertarikannya pada matematika dan berlanjut ke dalam dunia pemrograman. Kira-kira baru setahun yang lalu dia mulai menggeluti dunia tersebut dengan belajar secara mandiri atau otodidak. "Saya mulai programming itu baru satu tahun yang lalu, tapi dari kecil suka matematika," ungkap Vannes saat ditemui usai penutupan IOI 2022 di Kawasan Candi Prambanan, DIY, Ahad (14/8/2022) lalu.
Dari sana, dia mengikuti berbagai seleksi di tingkat sekolah, tingkat kota, berlanjut ke tingkat provinsi, hingga akhirnya nasional. Vannes berhasil menjadi bagian dari Tim Indonesia II bersama tiga rekannya yang lain setelah mengalahkan ratusan anak-anak sebayanya yang juga tertarik dalam bidang pemrograman.
"Dari seleksi nasional itu dipilih 40 orang, tahun ini, juga dari tahun-tahun sebelumnya. Dari sekitar 40 orang itu lalu mengalami empat tahap penyisihan, terus jadi 30, 20, dan jadi delapan orang. Dan delapan orang itu yang mewakili di indonesia di dalam dua tim. Saya di tim II, ada empat orang," terang Vannes.
Kemampuannya untuk bersaing dengan anak-anak seusianya dari seluruh dunia sudah diasah sebelum IOI 2022 berlangsung. Mulai dari mengikuti kontes sains informatika di luar negeri, yang dia merasa terkendala oleh waktu pelaksanaannya karena perbedaan jam, lalu pelatihan-pelatihan yang diberikan oleh pembina Tim Olimpiade Komputer Indonesia (TOKI) menjelang IOI 2022.
"Pertama kurang terbiasa (melawan kontestan dari luar negeri), tapi karena ada latihan di tim, jadi kami dilatih dengan negara-negara ASEAN lainnya. Dari situ kami lebih biasa. Jadi sebelum lomba ini dua pekan kami sudah di Yogyakarta, ikut pelatihan," kata dia.
Hingga akhirnya hari yang ditunggu-tunggu tiba, Vannes merasa kompetisi di antara peserta sangatlah kompetitif. Ketagangan yang semakin intens dia rasakan di jam-jam terakhir kompetisi. Setelah semua selesai, dia merasa lega karena berhasil melalui kompetisi tersebut.
Hasilnya tidak main-main, Vannes berhasil menyabet medali perak dalam IOI ke-34 itu. Dia menjadi salah satu dari tiga anak Indonesia yang berhasil meraih medali perak dari Tim Indonesia II. Sementara dua peraih perak lainnya berasal dari Tim Indonesia I, yakni Albert Yulius Ramahalim dari SMA Katolik Ricci I Jakarta, Joseph Oliver Lim dari SMAK I Penabur Jakarta.
Sementara itu, lima perwakilan Indonesia lainnya juga mendapatkan medali perunggu. Dengan hasil itu, seluruh perwakilan tim dari Indonesia berhasil meraih medali pada penyelenggaraan IOI 2022 kali ini. Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Suharti, menyampaikan, pada perhelatan kali ini total medali yang diperebutkan sebanyak 30 medali emas, 59 medali perak, dan 91 medali perunggu.
“Selain medali, sebanyak 36 peserta juga diberikan penghargaan honorable mention,” jelas Suharti dalam laporan yang disampaikan pada penutupan IOI.
Ditemui setelah penutupan Suharti menuturkan, para peserta pewakilan Indonesia dalam IOI 2022 akan mendapatkan beasiswa dari Kemendikbudristek untuk melanjutkan pendidikan di jenjang pendidikan selanjutnya. Diketahui, sudah ada peserta yang sudah diterima di universitas terbaik di Singapura dan beberapa perguruan tinggi lainnya.