Oleh : Prof KH Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah
REPUBLIKA.CO.ID, Indonesia merdeka dari cengkeraman penjajah telah berlalu 77 tahun lalu. Kemerdekaan yang sangat mahal itu terwujud atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur seluruh rakyat Indonesia supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas.
Kini yang diperlukan agar pemerintah dan seluruh komponen rakyat Indonesia secara bersama-sama terus berjuang mewujudkan cita-cita kemerdekaan itu di dunia nyata sekaligus menjadikan negeri ini makin bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Jika di zaman penjajahan bangsa Indonesia dibelenggu hak-hak dasar kehidupannya maka saat ini rantai pembelengguan itu harus benar-benar hilang dalam seluruh kehidupan berbangsa-bernegara.
Segenap rakyat Indonesia harus merasakan benar-benar hidup aman, tenteram, damai, dan bebas dalam memenuhi hajat hidupnya. Sebaliknya tidak ada hal apa pun yang membuat rakyat takut dan terhalangi kebebasannya secara bertanggungjawab. Tidak lagi ada hak-hak rakyat yang terampas, terabaikan, dan termanipulasi oleh apa pun dan siapa pun.
Rakyat tidak menjadi objek penderita dari kekuatan apapun dalam segala lapangan kehidupan. Rakyat benar-benar dapat menikmati kehidupan yang leluasa tanpa pengekangan dan ketakutan. Hukum dan kekuasaan tidak disalahgunakan yang membuat rakyat tidak dapat menikmati kehidupan secara layak dan bermartabat.
Segala kebijakan negara benar-benar dapat melindungi hak-hak dasar dan ekositem kehidupan rakyat serta tidak boleh merugikan rakyat sebagai pemilik utama Indonesia. Tentu semuanya harus dibarengi oleh sikap hidup rakyat yang berkeadaban mulia, cerdas, berilmu, taat hukum, dan bertanggungjawab dalam berbangsa-bernegara sebagaimana layaknya bangsa merdeka yang dewasa dan bermarwah utama.
Indonesia merdeka juga hadir untuk menyatukan negeri dan bangsa ini agar tidak tercerai berai dan menjadi korban adu domba sebagaimana dulu dilakukan penjajah dengan politik devide et impera. Seluruh pejuang, pendiri, dan komponen rakyat telah berjuang agar Indonesia menjadi bangsa dan negara yang benar-benar bersatu dalam jiwa Persatuan Indonesia dalam sila ketiga Pancasila.
Atas faktor apa pun tidak boleh Indonesia menjadi tercerai-berai yang membuat negeri dan bangsa ini runtuh. Kebhinekaan agama, suku, ras, golongan, pilihan politik, dan lain-lain niscaya mengikat persatuan serta tidak menjadi benih perpecahan. Merayakan kebhinekaan harus satu paket dengan merayakan persatuan. Masalah-masalah bangsa seberat apa pun dapat dipecahkan bersama secara musyawarah mufakat berlandaskan jiwa gotong royong dan Bhinneka Tunggal Ika.
Seluruh pihak dalam menghadapi masalah kebangsaan mengedepankan titik temu dan solusi serta tidak saling menghujat, menebar prasangka, dan saling menegasikan. Isu tentang radikalisme-ekstrimisme dan intoleransi dapat dikonstruksi secara lebih cerdas, objektif, dan bijaksana serta tidak makin membelah rakyat secara saling berhadapan, yang justru dapat mengoyak persatuan Indonesia.
Pemerintah Indonesia benar-benar menjadi milik seluruh rakyat Indonesia yang bersifat mengayomi, membimbing, melindungi, dan memberi arah dalam kehidupan yang benar dalam berbangsa dan bernegara. Dalam kehidupan berbangsa-bernegara, Pancasila dengan lima silanya benar-benar menjadi pondasi nilai utama yang dipraktikkan secara nyata dan bertemali dengan agama dan kebudayan luhur yang hidup dan menyatu dengan denyut nadi kehidupan bangsa Indonesia. Rakyat Indonesia niscaya makin merasakan hidup yang benar-benar adil dan makmur secara nyata dan lebih baik sebagai bukti merdeka.
Bersamaan dengan itu Indonesia sebagai negara-bangsa makin tegak berdaulat dari segala bentuk intervensi dan hegemoni di dalam maupun luar negeri layaknya negara dan bangsa yang sepenuhnya merdeka. Elite dan rakyat benar-benar bersatu mewujudkan tujuan nasional yang telah diletakkan oleh para pendiri negara 77 tahun tahun lalu yang menjadi alasan utama untuk apa Indonesia merdeka!