Jumat 19 Aug 2022 19:34 WIB

Awas, Kurang Cairan Bisa Akibatkan Batu Ginjal

Orang dengan rentang usia 30-50 tahun diperkirakan pernah mengidap batu ginjal

Orang dengan rentang usia 30 sampai 50 tahun diperkirakan pernah mengidap batu ginjal.
Foto: RS Sari Asih Ciputat
Orang dengan rentang usia 30 sampai 50 tahun diperkirakan pernah mengidap batu ginjal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang dengan rentang usia 30 sampai 50 tahun diperkirakan pernah mengidap batu ginjal. Penyakit dengan istilah medis nefrolitiasis ini adalah terjadinya endapan materi padat dan keras menyerupai batu pada saluran kemih.

Seperti namanya, batu yang terbentuk dari hasil metabolisme garam dan mineral dalam darah ini dapat mengalami pengendapan pada ginjal jika produksinya berlebihan dibandingkan dengan yang dikeluarkan bersamaan dengan produksi urine.

Baca Juga

Pengendapan yang terjadi dalam waktu lama menyebabkan terjadinya kristalisasi pada saluran kemih yang kemudian menjadi batu. Bagian kecil mungkin keluar melalui urine tanpa menyebabkan sakit, tapi endapan batu yang sudah terlalu besar akan sangat mengganggu karena bisa menimbulkan rasa nyeri kolik yang  berat.

Dokter Spesialis Urologi RS Sari Asih Ciputat, Tangerang Selatan, dr Bagus Baskoro, SpU, menyebutkan gaya hidup sehat seperti pengaturan pola makan yang seimbang, konsumsi cairan harian yang cukup serta olah raga secara rutin sangat diperlukan agar tidak terjadi endapan yang dapat menyebabkan terjadinya batu saluran kemih.

Sedangkan menurutnya, ada beberapa faktor resiko yang dapat membuat batu ginjal bersarang di tubuh. Riwayat dalam keluarga (genetik), konsumsi obat-obatan tertentu (obat maag jenis antasida, obat penyakit glaukoma, multivitamin dan suplemen kalsium), asupan cairan harian yang kurang serta pola diet tertentu seperti diet tinggi natrium dan beberapa gangguan pada sistem pencernaan.

“Jika sudah terdeteksi dan terdiagnosis, Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL) bisa menjadi pilihan terapi yang terbaik. Tindakan ini merupakan suatu terapi non invasif yang akan  memecah batu menjadi serpihan kecil yang akan keluar bersama urine,” ujar dr Bagus Baskoro, SpU, dalam siaran persnya.

Teknologi ESWL memiliki keunggulan dengan menggunakan gelombang kejut yang terfokus pada sasaran (batu saluran kemih) sehingga tidak menyebabkan efek atau kerusakan organ tubuh lainnya. Solusi ini dapat dimanfaatkan bagi penderita batu ginjal dan batu saluran kemih.

Dan RS Sari Asih Ciputat, Tangerang Selatan, telah menggunakan teknologi ini untuk membantu para penderita dengan bekerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Pengguna BPJS bisa mendapatkan layanan tindakan ESWL, karena RS Sari Asih Ciputat, menjadi yang pertama di Tangerang Selatan yang melayani ESWL dengan program BPJS.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement