REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penularan cacar monyet yang terjadi belakangan ini kerap terjadi melalui kontak seksual. Akan tetapi, seorang pria di Amerika Serikat tertular cacar monyet meski tak pernah melakukan hubungan seksual dalam beberapa bulan ke belakang.
Pria berusia 20-an tahun tersebut kemungkinan tertular cacar monyet ketika menghadiri sebuah acara padat pengunjung yang digelar di ruang terbuka di Inggris. Dua pekan setelah menghadiri acara tersebut, gejala ruam mulai muncul pada kulit sang pria.
Menurut laporan dalam jurnal Emerging Infectious Diseases, gejala ruam muncul pada telapak tangan kiri, buku-buku jari di kedua tangan, bibir, serta badan pria tersebut. Tim dokter lalu melakukan tes swab pada ruam sang pria. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pria tersebut positif mengidap cacar monyet.
Selain ruam, pria tersebut tak menunjukkan gejala cacar monyet lainnya. Cacar monyet biasanya memunculkan gejala demam, pembengkakan kelenjar getah bening, kelelahan, serta lesi di area genital dan anus. Gejala yang dialami oleh pria ini membaik dalam 26 hari tanpa pengobatan apa pun.
Kasus langka
Tim peneliti mengungkapkan bahwa penularan cacar monyet yang dialami oleh pria tersebut terbilang langka. Alasannya, sebagian besar dari 39.434 kasus cacar monyet yang terjadi sejak Mei 2022 di negara-negara non endemik selalu berkaitan dengan kontak seksual atau kontak intim. Kebanyakan dari kasus ini mengenai pria gay, biseksual, dan pria yang berhubungan seksual dengan sesama pria.
Pria yang tertular cacar monyet setelah mengunjungi acara padat pengunjung ini juga merupakan seorang pria biseksual. Akan tetapi, pria AS tersebut mengungkapkan bahwa dia tak pernah melakukan hubungan seksual selama melakukan perjalanan di Inggris atau pun dalam tiga bulan ke belakang.
Penularan cacar monyet
Meski wabah kali ini lebih banyak mengenai kelompok pria yang berhubungan seks dengan pria, siapa saja sebenarnya bisa tertular cacar monyet. Penularan cacar monyet juga tak hanya terbatas pada kontak seksual.
Orang-orang bisa tertular cacar monyet bila kulit mereka berkontak dengan lesi pasien cacar monyet, menyentuh objek yang terkontaminasi, atau menelan sekresi pernapasan pasien cacar monyet seperti air liur, menurut Centers for Disease Control and Prevention. Para ahli mengungkapkan bahwa sebagian besar kasus cacar monyet pada wabah kali ini memang terjadi melalui kontak erat, khususnya aktivitas seksual.
Akan tetapi, hal tersebut tak membuat cacar monyet dikategorikan sebagai penyakit menular seksual. Peneliti senior dari Pandemic Sciences Institute di University of Oxford, Dr jake Dunning, mengungkapkan bahwa semakin lama seseorang menghabiskan waktu bersama pasien cacar monyet, risiko penularan akan semakin besar.
Peneliti penyakit menular dari Stanford University, Abraar Karan, juga mengimbau masyarakat untuk tidak khawatir akan temuan kasus cacar pria AS tersebut. "Kasus ini tak perlu memicu kekhawatiran mengingat kejadiannya sangat langka," jelas Karan.