REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat menjalani kehidupan sehari-hari, tak jarang orang mengabaikan jadwal tidur mereka. Tidur sangat penting bagi kesehatan, tapi sayangnya masih banyak yang luput memperhatikannya.
Munculnya penelitian tentang tujuan dan manfaat tidur telah menjadi semakin populer dalam komunitas ilmiah selama beberapa tahun terakhir. Terlepas dari minat selama berabad-abad seputar interpretasi mimpi, baru pada abad ke-18, para peneliti mulai mengeksplorasi pola tidur dalam kaitannya dengan kesehatan.
Dr Nathaniel Kleitman yang mendirikan laboratorium tidur pertama, misalnya, mempelajari efek merugikan dari kurang tidur kronis selama tahun 1920-an. Selain itu, seorang psikiater Jerman bernama Hans Berger adalah yang pertama kali merekam pola gelombang otak selama tidur dan terjaga menggunakan elektroensefalografi pada 1924.
Salah satu subjek yang menarik dalam penelitian tidur adalah apa yang terjadi pada tubuh selama tidur. Satu siklus tidur membawa otak melalui beberapa tahapan unik.
“Secara khusus, tidur memiliki empat tahap berbeda,” demikian menurut Sleep Foundation, seperti dikutip dari Health Digest, Selasa (23/8/2022).
Yayasan tersebut menjelaskan bahwa kesehatan kognitif, mental, dan fisik dapat terpengaruh secara negatif ketika otak tidak dapat melewati tahap-tahap ini. Pada tahap satu, tidur hanya berlangsung beberapa menit sebagai persiapan untuk tidur. Selama tahap ini, tubuh mulai melambat dan ada perubahan ringan dalam aktivitas otak serta potensi kedutan yang tidak disengaja.
Tubuh kemudian akan memasuki tahap dua tidur, yang menyebabkan lebih banyak perubahan di dalam otak dan bagian tubuh lainnya. Aktivitas otak selama tahap ini mereda, meskipun ada lonjakan aktivitas singkat yang mencegah seseorang terbangun oleh rangsangan di lingkungannya.
Suhu tubuh dan detak jantung menurun, pernapasan melambat saat otot-otot rileks. Seperti yang dijelaskan oleh Healthline, dua tahap tidur ini dianggap sebagai tidur ringan.
Lebih sulit untuk membangunkan seseorang selama tahap tidur yang lebih dalam, atau dikenal sebagai tahap 3. Para peneliti percaya bahwa tidur nyenyak penting untuk sistem kekebalan tubuh, pemulihan dan pertumbuhan tubuh.
Apa yang terjadi pada tubuh selama tidur REM?
Rapid Eye Movement Sleep (tidur REM) adalah tahap tidur yang paling sering dikaitkan dengan mimpi. The Sleep Foundation melaporkan bahwa mimpi dapat terjadi pada setiap tahap tidur, meskipun itu paling umum dan jelas selama tidur REM.
Yayasan tersebut menjelaskan bahwa pola gelombang otak selama tidur REM dan tidur non-REM sangat berbeda satu sama lain. Mimpi selama tidur REM bisa lebih aneh dan fantastis.
Tahap tidur ini tidak seperti yang lain di mana aktivitas otak melonjak, bukannya melambat, gelombang otak selama tidur REM mirip dengan pola saat terjaga. Selama tahap tidur ini, proses sementara yang disebut atonia menyebabkan otot menjadi lumpuh, bukan hanya rileks.
Akibatnya, hanya mata dan otot pernapasan yang tidak lumpuh selama tahap ini, di mana peneliti berspekulasi mungkin untuk mencegah tubuh bergerak berdasarkan isi mimpi. Selain itu, Klinik Cleveland menjelaskan bahwa gerakan mata yang cepat terjadi selama tahap ini, serta tingkat pernapasan dan detak jantung yang lebih tinggi.
Tidur REM diyakini memainkan peran penting dalam fungsi kognitif pembelajaran dan konsolidasi memori, pemrosesan emosional, dan perkembangan otak yang sehat, menurut Sleep Foundation.