REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada beberapa faktor yang mempengaruhi mengapa beberapa orang lebih rentan digigit nyamuk daripada yang lain, pertama, warna pakaian. Warna pakaian gelap seperti hitam, biru tua, dan merah dapat menonjol di mata nyamuk.
Penelitian menunjukkan nyamuk lebih tertarik pada warna hitam, tetapi hanya ada sedikit penelitian tentang mengapa hal ini terjadi. Kedua, karbon dioksida. Salah satu cara tercepat nyamuk dapat mengendus seseorang melalui karbon dioksida yang dikeluarkan saat bernapas.
Menurut penelitian yang diterbitkan jurnal Chemical Senses, nyamuk menggunakan organ palp rahang atas untuk mendeteksi karbon dioksida, dan dapat merasakannya dari jarak 164 kaki. Karena karbon dioksida adalah penarik sangat besar, sehingga orang yang mengeluarkan lebih banyak, maka lebih menarik bagi nyamuk.
Ketiga, bau badan dan keringat. Nyamuk tertarik pada lebih banyak zat dan senyawa daripada hanya karbon dioksida. Nyamuk dapat menemukan orang untuk menggigit dengan mencium zat yang ada pada kulit manusia dan keringat, termasuk asam laktat, asam urat, dan amonia. Para peneliti masih mempelajari mengapa bau badan tertentu lebih menarik bagi nyamuk.
Ketiga, golongan darah. Meskipun tidak ada kesimpulan pasti tentang golongan darah mana yang lebih menarik bagi nyamuk, beberapa penelitian menunjukkan orang dengan tipe O paling disukai nyamuk.
Sebuah studi pada 2019 mengamati perilaku makan nyamuk ketika disajikan dengan sampel golongan darah yang berbeda, dan menemukan nyamuk yang diberi makan dari pengumpan tipe O lebih banyak daripada yang lain. Sebuah studi pada 2004 juga menemukan nyamuk mendarat di sekretor golongan darah O (83,3 persen) secara signifikan lebih banyak daripada sekretor kelompok A (46,5 persen).
Keempat, bir. Dalam sebuah penelitian kecil, nyamuk diamati lebih sering mendarat pada peserta setelah mereka minum sedikit bir. Namun, penelitian ini hanya memiliki 14 peserta, dan ditemukan nyamuk mungkin hanya sedikit lebih tertarik pada orang yang telah minum bir.
Gigitan mempengaruhi orang secara berbeda. Ukuran dan tingkat keparahan gigitan berhubungan dengan bagaimana sistem kekebalan tubuh merespons air liur yang dikeluarkan nyamuk saat menggigit. Ketika nyamuk menggigit, mereka menyuntikkan air liur yang mengandung antikoagulan dan protein tertentu, yang memicu sistem kekebalan merespons zat asing ini.
Tubuh manusia merespon dengan melepaskan histamin, yaitu bahan kimia yang dilepaskan sel darah putih ketika sistem kekebalan tubuh melawan alergen, yang menyebabkan gatal dan peradangan pada gigitan.
Dilansir CNet pada Selasa (23/8/2022), ada beberapa cara umum untuk mencegah gigitan nyamuk meliputi, pertama, gunakan repellents dan bug spray. Kedua, gunakan penolak alami (minyak esensial serai, minyak nimba, minyak esensial thyme).
Ketiga, hindari keluar rumah saat fajar atau senja. Keempat, hindari pakaian berwarna gelap, khususnya hitam. Kelima, hindari genangan air dan coba hilangkan genangan air di dekat rumah. Keenam, gunakan kelambu saat berkemah atau tidur di luar ruangan.
Ada beberapa perawatan mengurangi rasa gatal dan peradangan, pertama, bersihkan dengan alkohol gosok jika gigitan segar. Kedua, mandi oatmeal. Ketiga, gunakan antihistamin yang dijual bebas, seperti Benadryl atau Claritin.
Keempat, oleskan krim kortikosteroid ringan. Kelima, gunakan lidah buaya untuk mengurangi peradangan. Keenam, coba kompres dingin. Ketujuh, meskipun sulit, usahakan sebaik mungkin tidak menggaruk terlalu kasar untuk mencegah reaksi kulit atau infeksi apa pun.