Selasa 23 Aug 2022 22:54 WIB

Konsumsi Minuman Manis Kemasan Naik 15 kali Lipat Dalam Dua Dekade

Peningkatan ini juga disertai dengan tren meningkat pada kasus obesitas.

Konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) meningkat hingga 15 kali lipat selama dua dekade. (Ilustrasi)
Foto: Flickr
Konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) meningkat hingga 15 kali lipat selama dua dekade. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi masyarakat sipil Center for Indonesia's Strategic Development Initiative (CISDI) menyebut peningkatan konsumsi minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) meningkat hingga 15 kali lipat selama dua dekade.

"Terjadi peningkatan konsumsi total MBDK hingga 15 kali lipat selama dua dekade," kata Research Associate CISDI Gita Kusnadi dalam diskusi publik daring bertajuk "Masa Depan Pengendalian Minuman Berpemanis Dalam Kemasan (MBDK)" yang diikuti di Jakarta, Selasa (23/8/2022).

Baca Juga

Gita mengatakan, peningkatan tersebut juga disertai dengan tren yang meningkat pada kasus obesitas dan kelebihan berat badan. Selain itu, penyakit tidak menular (PTM) menjadi tujuh penyebab kematian tertinggi pada 2019, dengan diabetes menempati peringkat ke-3.

"Diabetes menempati peringkat ketiga di mana satu dekade sebelumnya, dia menempati peringkat keenam dan sekarang sudah menempati peringkat ketiga. Jadi peningkatannya sudah sangat signifikan di mana diabetes ini merupakan salah satu penyakit yang sangat erat kaitannya dengan konsumsi tinggi MBDK," jelas Gita.

Oleh karena itu, CISDI mendorong pemerintah untuk segera menerapkan cukai pada MBDK di Indonesia untuk menekan konsumsi MBDK di masyarakat. "Betapa pentingnya bagi pemerintah untuk menerapkan cukai MBDK secara komprehensif, dalam hal ini ke semua produk minuman berpemanis, baik berupa manis gula maupun berupa manis tambahan atau artificial sweeten beverages dan juga ke semua jenis produk MBDK, baik dalam bentuk konsentrat, cair maupun bubuk," kata Gita.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement