REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Virus monkeypox yang menyebabkan cacar monyet bisa bertahan di permukaan benda untuk waktu yang relatif lama. Namun dalam wabah cacar monyet kali ini, belum dapat dipastikan bahwa penularan bisa terjadi lewat kontak dengan benda yang terkontaminasi.
Pernyataan ini diungkapkan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Utah Department of Health and Human Services. Penelitian ini melibatkan dua pasien cacar monyet yang tinggal bersama di wilayah Utah. Keduanya dinyatakan positif cacar monyet pada Mei.
Selama menjalani isolasi mandiri di rumah, kedua pasien mandi dua kali sehari. Mereka juga mengelap berbagai permukaan benda secara berkala, menuci tangan sekitar 10 kali per hari, dan melakukan beberapa langkah pencegahan lain.
Sekitar 20 hari setelah isolasi mandiri dimulai, tim dari Utah Department of Health and Human Services datang ke rumah kedua pasien tersebut. Tim peneliti mengambil sampel dari 30 objek yang berada di sembilan area rumah kedua pasien.
Hasil RT-PCR yang positif ditemukan pada 21 sampel. Sampel yang positif ini diambil dari permukaan benda berpori dan non pori seperti mesin kopi, selimut, mouse komputer, kursi, dan tombol lampu.
Dari sampel yang diperoleh, tim peneliti tidak mampu menumbuhkan virus monkeypox hidup di dalam laboratorium. Berkaitan dengan temuan ini, CDC mengungkapkan bahwa membersihkan diri dan ruangan serta melakukan disinfeksi mungkin dapat membatasi kadar kontaminasi di dalam rumah pengidap cacar monyet. CDC menambahkan, studi lebih lanjut diperlukan untuk mengetahui apakah cacar monyet bisa ditularkan secara tidak langsung melalui benda yang terkontaminasi.
Direktur CIDRAP, Michael Osterholm, mengungkapkan bahwa data epidemiologi yang ada saat ini juga sejalan dengan temuan studi tersebut. Berdasarkan data, orang-orang tidak tertular cacar monyet dari menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi.
Berbagai data yang sudah banyak terkumpul mengindikasikan bahwa cacar monyet lebih banyak ditularkan melalui kontak fisik langsung. Kontak ini bisa berupa kontak seksual atau non seksual.
Orang-orang yang tinggal satu rumah dengan pengidap cacar monyet dianjurkan untuk selalu menggunakan masker. Hindari pula menyentuh permukaan berbagai objek. Sangat disarankan juga untuk selalu cuci tangan, tidak berbagi alat makan, baju, seprai, atau handuk.
Cacar monyet ditemukan pertama kali pada manusia di Republik Demokratik Kongo pada 1970. Sejak saat itu, cacar monyet pada manusia banyak ditemukan di Afrika Barat dan Tengah.
Per Mei 2022, kasus cacar monyet pada manusia mulai menyebar ke negara-negara non endemik. Banyak dari kasus cacar monyet ditemukan di Eropa dan negara-negara barat lain.