Rabu 24 Aug 2022 22:55 WIB

Tiga Subvarian Omicron Ini Harus Diwaspadai, Apa Saja?

Tiga subvarian Omicron ini harus diwaspadai karena kemampuannya menginfeksi ulang.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Nora Azizah
Tiga subvarian Omicron ini harus diwaspadai karena kemampuannya menginfeksi ulang.
Foto: www.pixabay.com
Tiga subvarian Omicron ini harus diwaspadai karena kemampuannya menginfeksi ulang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman meminta semua pihak mewaspadai subvarian omicron, yaitu BA2.75, BA2.76, dan BA4.6. Sebab, kemampuannya untuk menginfeksi ulang (reinfeksi) yang sangat kuat.

"Tiga sub varian ini sangat patut diwaspadai dan diantisipasi mengingat potensinya dalam menginfeksi ulang yang sangat kuat, bahkan lebih buruk daripada sub varian BA.5," ujar Dicky kepada Republika, Rabu (24/8/2022).

Baca Juga

Ia menambahkan, tiga sub varian ini memiliki viral load yang sangat tinggi dan sangat menular dengan masa inkubasi pendek, rata-rata tiga hari. Ini terutama sub varian BA2.76 yang mengalahkan sub varian lainnya. Kuatnya penularan tiga sub varian ini bahkan dikhawatirkan bisa menularkan pada orang yang telah menggunakan masker. Sebab, Dicky mengaku mendapatkan laporan kasus baru penerbangan dari Cina yang mendeteksi sub varian BA2.76 menginfeksi orang yang telah memakai masker.  

"Ini memang datanya harus ditunggu, tetapi data awalnya sudah mengkhawatirkan saya," katanya.

Ia mengakui memang keparahan tiga sub varian ini tak seperti varian delta. Saat varian delta terjadi, pasien masuk ruang intensif di rumah sakit (ICU) dan meninggal dunia. Kendati demikian, Dicky mengingatkan kalau tiga sub varian ini bisa menginfeksi seseorang lebih dari sekali maka ini terkait dengan long Covid. Artinya, dia melanjutkan, terjadi penurunan kualitas kesehatan sang penyintas.

"Itu luar biasa ruginya dan jadi beban berat pemerintah di sektor kesehatan," ujarnya.

Sehingga, dia meminta strategi protokol kesehatan 5M, upaya 3T, dan vaksinasi Covid-19 harus tetap dijalankan. Di tengah respons dunia yang masih lemah, dia melanjutkan, virus SARS-CoV2 penyebab Covid-19 akan terus bermutasi dengan kecenderungan varian di masa depan lebih menular namun cenderung dengan tingkat keparahan yang berkurang akibat imunitas karena vaksinasi yang telah terbentuk.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement