REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - China memperkenalkan teknologi pengisi daya (charger) bergerak seiring dengan pesatnya kepemilikan mobil listrik di negara itu. Selama semester pertama tahun ini saja, kepemilikan baru mobil listrik di China telah mencapai lebih dari 10 juta unit.
"Sangat kontradiktif antara meningkatnya permintaan charger dengan fasilitas yang tersedia," kata State Grid Jinhua, badan usaha milik pemerintah China yang bergerak di bidang penyediaan energi, Jumat (26/8/2022).
State Grid Jinhua melakukan uji coba pemasangan charger bergerak di Pagoda Wanfo, salah satu objek wisata favorit di Provinsi Zhejiang.
Perusahaan yang berkantor di Zhejiang tersebut memasang teknologi barunya itu di tempat parkir bawah tanah objek wisata tersebut.
Dibandingkan dengan charger konvensional yang banyak ditemui di kawasan permukiman, hotel atau perkantoran, charger bergerak tersebut tidak membutuhkan banyak ruang.
Peralatan yang ukurannya hanya 0,1 meter kubik itu bisa mengisi daya 10 unit mobil listrik secara berurutan.
Pemilik mobil tinggal memindai kode QR lewat ponselnya, maka alat tersebut akan bergerak otomatis mencari mobil yang hendak diisi dayanya.
Alat tersebut dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan dan sensor sehingga dapat bergerak secara otomatis, termasuk dalam mencari mobil listrik yang membutuhkan pengisian daya.
State Grid dalam keterangannya menyebutkan bahwa alat baru yang dipasang di Zhejiang itu terdiri dari tiga unit pengisian cepat 60 kilowatt dan 11 unit 7 kilowatt.
"Program pengisian daya secara fleksibel ini telah menunjukkan hasil sehingga penerapan teknologi AI telah tercapai," kata State Grid Jinhua.