REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif NU didorong untuk membuat zonasi sekolah unggulan. Ini dimulai dengan membuat pilot project di setiap wilayah dengan satu bidang kejuruan berbasis vokasi.
Hal ini disampaikan Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Prof Nizar Ali, saat memberi sambutan pada pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) LP Ma'arif NU di Auditorium Universitas Islam Malang (Unisma), Jawa Timur, Sabtu (27/8/2022).
"Kejuruan harus ada spesifikasi yang tidak boleh sama antara wilayah satu dan lain,” kata Nizar, seperti dikutip dalam siaran yang diterima Republika, Sabtu (27/8/2022).
Nizar mencontohkan, pilot project bidang tata busana (fashion), misalnya didorong Sekolah Menengah Kejuruan Nahdlatul Ulama (SMK NU) Banat Kudus Jawa Tengah, yang terbukti telah berprestasi di bidang itu. Bahkan, 8 siswinya melakukan fashion show di pembukaan Pameran (Expo) Pendidikan Rakernas LP Ma'arif NU.
Begitu juga SMK NU Wates, Kulonprogo, Yogyakarta untuk bidang otomotif. Siswa di sekolah ini memiliki karya mobil listrik energi surya.
Hal tersebut, menurutnya, merupakan bentuk afirmasi LP Ma'arif NU di bidang tertentu. Sementara bidang lain digarap di wilayah lain. "Sekolah kejuruan beda wilayah satu lain. Soal akademik bisa bersaing semuanya. Setiap wilayah membangun sekolah unggulan," ujarnya.
Zonasi seperti ini diyakini Nizar akan membawa LP Ma'arif NU, dalam waktu lima tahun mendatang, bisa mencapai puncak kejayaan dan keemasan, "Dengan membangun zonasi, sekolah unggulan di setiap wilayah satu, saya rasa akan menjadi kedahsyatan luar biasa," katanya.
Hal ini, menurutnya, sejalan dengan tema yang diangkat pada Rakernas LP Ma'arif NU kali ini, yaitu 'Membangun Pendidikan Unggul untuk Peradaban Dunia Berkelanjutan’. Rakernas ini bagian dari upaya identifikasi potensi yang bisa dikembangkan di wilayah masing-masing.
Pembukaan Rakernas LP Ma'arif NU dihadiri oleh Ketua PBNU KH Fakhrurrozi, Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Marzuki Mustamar, Ketua LP Ma'arif PBNU Prof Muhammad Ali Ramdhani, Rektor Unisma Prof Maskuri, Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Prof Zainuddin, dan Rektor UIN Raden Fatah Prof Nyayu Khodijah.