Selasa 30 Aug 2022 01:50 WIB

Rekomendasi Suplemen untuk Usia di Atas 50 Tahun

Sebagian besar kebutuhan nutrisi dapat dipenuhi dari makanan.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Suplemen (Ilustrasi). Studi mengungkapkan bahwa mengonsumsi suplemen tertentu lebih dari jumlah yang disarankan dapat meningkatkan risiko kanker dan penyakit jantung.
Foto: www.freepik.com.
Suplemen (Ilustrasi). Studi mengungkapkan bahwa mengonsumsi suplemen tertentu lebih dari jumlah yang disarankan dapat meningkatkan risiko kanker dan penyakit jantung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pola makan sehat dapat membantu sistem kekebalan tetap kuat dan mencegah masalah kesehatan. Tetapi bantuan suplemen kini semakin dipercaya guna menjaga imunitas.

"Padahal, sebagian besar kebutuhan nutrisi dapat dipenuhi dari makanan," kata Lauri Wright PhD RDN, juru bicara Academy of Nutrition and Dietetics, seperti dikutip dari laman Webmd, Senin (29/8/2022).

Baca Juga

Meski begitu seiring bertambahnya usia, jika seseorang memiliki pola makan yang terbatas dan tidak mendapatkan vitamin dan mineral yang dibutuhkan melalui makanan, dokter biasanya akan merekomendasikan suplemen. Apa itu suplemen?

Suplemen makanan, dapat berupa kapsul, pil, bubuk, atau sejenis cairan yang dikonsumsi untuk mendapatkan nutrisi tambahan. Itu bisa berbentuk vitamin, mineral, asam amino, tumbuh-tumbuhan, tanaman, atau enzim yang bisa didapat dari toko kelontong maupun apotek.

Suplemen seiring usia

Setelah berusia di atas 50 tahun, orang mungkin membutuhkan lebih banyak vitamin dan mineral tertentu. Dokter bisa merekomendasikan suplemen untuk membantu memenuhi kebutuhan tersebut, seperti kalsium, vitamin D, vitamin B12, antioksidan.

Dari makanan, kalsiumn bisa didapat dari makanan seperti susu, ikan kaleng, dan sayuran berdaun gelap. Vitamin D bisa didapat dari berjemur 15-30 menit di bawah sinar matahari sekitar dua kali sepekan, dan vitamin B12 bisa didapat dari daging dan sereal yang diperkaya. Lalu, antioksidan seperti beta-karoten, selenium, vitamin C, dan vitamin E, sumbernya bisa dari buah-buahan, sayuran, makanan laut, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Penelitian menunjukkan mengonsumsi suplemen dengan antioksidan tidak melindungi diri dari penyakit kronis seperti penyakit jantung atau diabetes. Yang terbaik adalah mendapatkan antioksidan melalui makanan yang dikonsumsi.

Suplemen herbal

Suplemen herbal biasanya tidak diatur dengan cara yang sama seperti obat-obatan. Wright mengatakan beberapa di antaranya dapat mengganggu obat yang sedang dikonsumsi dan yang lain memiliki efek samping tidak menyenangkan.

Apakah suplemen aman?

Sebelum mempertimbangkan untuk mengonsumsi suplemen, bicarakan dengan dokter terlebih dulu. Suplemen dapat berinteraksi dengan obat tertentu dan mengubah cara kerjanya.

"Hindari suplemen yang lebih dari UL atau batas atas untuk vitamin atau mineral itu. Lebih banyak tidak lebih baik," kata Wright.

Mengambil megadosis dapat meningkatkan risiko efek samping. Jika sudah mendapatkan banyak vitamin dan mineral dari makanan, maka menambahkan suplemen justru malah memberi tubuh terlalu banyak asupan.

Hindari mengonsumsi suplemen ini dalam dosis tinggi, terutama jika sedang mengonsumsi obat resep:

- Black Cohosh

- Kayu manis

- Echinacea

- Bawang putih

- Jahe

- Ginkgo

- Ginseng

- Kava

- Melaleuca

- St. John's wort

- Vitamin A

- Vitamin B6

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement