REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika pandemi Covid-19 dan cacar monyet belum sepenuhnya hilang, kini di India muncul penyakit baru muncul yang membuat orang khawatir yaitu flu tomat. Perkembangan Covid-19 membuat perkembangan penyakit semakin bervariasi.
Salah satu wabah penyakit menular yang disebut flu tomat di India ini membuat para ahli prihatin. Penyakit ini pertama kali diidentifikasi pada Mei 2022 di distrik Kollam, negara bagian Kerala, India. Penyakit ini telah mulai menyebar dengan cepat, menyerang lebih dari 100 anak di India.
Penyebab flu tomat tidak diketahui secara pasti, meskipun para ahli percaya bahwa itu mungkin varian dari penyakit tangan kaki dan mulut. Penyakit ini dipercaya disebabkan oleh enterovirus, atau efek lanjutan dari penyakit yang dibawa nyamuk seperti demam berdarah.
Melansir dari laman Mirror, untuk lebih jelasnya lagi, ini yang perlu Anda ketahui tentang flu tomat termasuk gejala, cara penyebarannya, dan saran untuk orang tua.
Apa itu flu tomat?
Menurut seorang dokter, dr Monika Wassermann, flu tomat adalah infeksi virus pada anak kecil yang disertai lepuh seperti tomat di tubuh. Penyakit ini terutama menyerang anak-anak berusia antara satu dan lima tahun. Meskipun sangat menular, penyakit ini ternyata tidak fatal.
"Kabar baiknya adalah hal itu bisa hilang dalam 10 hari. Namun, jika gejalanya menetap, segera konsultasikan dengan dokter Anda," kata dr Wassermann.
Apa saja gejala utama flu tomat?
Menurut dr Monika Wasserman, gejala utama flu tomat meliputi:
• Ruam/lepuh seperti tomat
• Dehidrasi
• Iritasi kulit
Gejala lain yang mungkin dialami anak-anak yang terinfeksi penyakit ini adalah:
• Diare
• Muntah
• Kelemahan tubuh
• Sakit dan nyeri sendi
• Demam
Bagaimana flu tomat menyebar dan apakah berbahaya?
Flu tomat menyebar dari satu anak ke anak lain melalui kontak dekat seperti saat bermain, menyentuh, atau duduk dengan pasien yang terinfeksi. Jika gejalanya terkontrol, infeksi biasanya sembuh dengan sendirinya. Namun, jika pasien atau keluarga membiarkan gejalanya tidak diobati, maka dehidrasi akibat penyakit ini dapat menyebabkan kondisi yang parah, termasuk batu ginjal, sembelit, dan syok volume darah rendah, yang bisa berakibat fatal.
"Saya ingin memberi tahu orang tua untuk memantau anak-anak mereka dengan cermat. Mereka harus menghindari menyentuh lecet saat terlihat dan menghubungi penyedia layanan kesehatan. Mereka juga harus memastikan bahwa anak-anak mendapatkan makanan yang sehat dan semua vaksin yang diperlukan untuk meningkatkan kekebalan," kata dr Wassermann.
Meskipun risiko penyakit ini dikatakan rendah dan belum dilaporkan di luar India, dr Wassermann menyarankan penting untuk waspada. Hal ini karena flu tomat disebabkan virus yang menular dan berpotensi menyebar ke luar negeri juga.
Baca juga : Bolehkah Penderita Kolesterol Tinggi Makan Daging Merah?