Selasa 30 Aug 2022 22:30 WIB

4 Kecakapan untuk Memahami Belantara Literasi Digital   

Literasi digital upaya edukasi masyarakat pentingnya akses informasi pulihkan ekonomi

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Ilustraii dif
Foto: www.freepik.com
Ilustraii dif

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Kecakapan literasi digital penting untuk mampu beradaptasi di era kemajuan teknologi yang serba cepat. 

Menurut anggota Komisi I DPR RI, Lodewijk F Paulus, literasi digital menurutnya tidak cukup sampai pada mengetahui perangkat beserta cara mengoperasikannya, tetapi juga bagaimana mampu menggunakan media digital dengan bijak. 

Baca Juga

Dia menyebutkan pada aspek kecakapan digital setidaknya ada empat kecakapan dasar dalam memahami literasi digital. Yaitu pengetahuan dasar mengenai lanskap digital internet dan dunia maya, perlu mengerti tentang mesin telusur.  

Di samping mengerti bagaimana cara mencari dan mendapatkan informasi, juga perlu memiliki kecakapan dalam memilih dan memilih informasi. Kecakapan dasar lainnya adalah memahami berbagai aplikasi percakapan dan media sosial, serta pengetahuan penggunaan dompet digital, lokapasar, dan transaksi daring. 

“Empat kecakapan dasar itu perlu kita mengerti karena kita sudah mulai bergantung pada teknologi tersebut,” kata dia dalam Webinar Ngobrol Bareng Legislator  yang diselenggarakan Kementerian Kominfo RI bekerja sama DPR RI dengan tema diskusi “Bijak Bermedia Sosial”, Selasa (30/8/2022).  

Namun di sisi lain, menurut Lodewijk F Paulus, kemampuan tersebut perlu punya kecakapan lain. Di antaranya kecakapan mengakses dan memahami informasi yang didapatkan. Kemudian kemampuan dalam menyeleksi, menganalisis, memverifikasi. 

“Dari situ kita dapat menimbang bahwa satu set data itu layak didistribusikan atau tidak,” ujar dia. 

Dia berpendapat, masyarakat dewasa ini semakin terlumat dengan informasi yang hadir di ruang digital, sehingga sikap bijak dalam berinternet sangat diperlukan. Bijak bermedia digital itu berarti tahu batas penggunaan teknologi digital. 

Terlalu berlebihan menggunakan media digital juga dapat membahayakan diri karena ada hal-hal yang tidak bisa terselesaikan dengan teknologi. 

“Kita perlu tahu diri dan tahu keperluan dalam bermedia. Maka dari untuk bisa bijak bermedia digital harus mampu berkontribusi dalam menciptakan ruang digital yang nyaman. Kita perlu melihat potensi diri yang yang bisa kita kontribusikan, lalu disampaikan dengan membuat konten di media sosial, dengan memanfaatkan blog, menyampaikan presentasi, dan komunikasi lainnya,” imbuhnya. 

Praktisi media, Iskandar Zulkarnain, menambahkan bahwa kecakapan digital juga sangat berkaitan erat dengan kecakapan digital safety atau keamanan digital. 

Keamanan digital dapat dimaknai sebagai proses untuk memastikan penggunaan layanan digital baik secara daring maupun luring dapat dilakukan secara aman dan nyaman. 

Iskandar menyebutkan salah satu kompetensi dalam menjaga keamanan digital adalah tahu dan paham tentang jejak digital. Menjadi warganet yang bijak berarti harus mampu merawat jejak data yang dibuat atau ditinggalkan ketika menggunakan perangkat digital yan perlu dirawat dan dijaga dengan baik karena ada potensi penyalahgunaan jejak digital, entah untuk mengakses data pribadi, pencurian identitas, doxing, framing, atau kejahatan lainnya. 

Rekam jejak digital ada yang sifatnya pasif seperti IP address, dan ada jejak yang sifatnya aktif karena sengaja dibuat seperti unggahan konten, komentar, dan lain sebagainya. 

“Jejak digital adalah bom ranjau. Sadari bahwa jejak digital bersifat permanen, maka dari itu harus dipikir dan dipertimbangkan dulu sebelum posting,” kata dia.   

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement