Rabu 31 Aug 2022 20:00 WIB

Gejala Omicron BA.5 yang Muncul pada Malam Hari

Para ilmuwan telah mengidentifikasi gejala varian BA.5 omicron.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Gejala omicron BA.5 yang muncul pada malam hari. (ilustrasi)
Foto: Pixabay
Gejala omicron BA.5 yang muncul pada malam hari. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Strain omicron BA.5 yang dominan saat ini memberikan gejala berbeda dari varian Covid-19 sebelumnya. Saat ini dilaporkan, orang yang dites positif BA.5 memiliki gejala berkeringat malam seperti akibat mimpi sekaligus demam yang intens hanya terjadi pada malam hari.

Para ilmuwan telah mengidentifikasi gejala varian BA.5 omicron. Virus terus bermutasi sampai sekarang menunjukkan karakteristik yang tidak biasa dan agak berbeda.

Baca Juga

Menurut Profesor Luke O'Neil dari Trinity College Dublin, gejala jenis baru tersebut sekarang dapat menyebabkan keringat malam.

"Ada beberapa kekebalan terhadap itu dan campuran sistem kekebalan Anda dan virus yang sedikit berbeda mungkin menimbulkan penyakit yang sedikit berbeda, anehnya keringat malam menjadi ciri khasnya," kata dia kepada stasiun radio Irlandia Newstalk seperti dikutip dari Mirror, Rabu (31/8/2022).

Tetapi yang sangat penting, menurut O’Neil, jika orang telah divaksinasi dan mendapatkan booster, itu tidak akan berkembang menjadi penyakit parah.

Menjadi penemuan yang relatif baru, keringat malam ini belum dimasukkan dalam daftar gejala resmi badan kesehatan National Health Services (NHS) karena Inggris mencapai 205 ribu kematian awal bulan ini.

Pada catatan yang lebih positif, jika pasien tertular jenis baru ini, maka 20 hingga 50 persen lebih kecil kemungkinannya untuk menderita Long Covid. Menurut kelompok studi Zoe Covid, dr Claire Steves dari King's College London mengatakan, omicron tampaknya secara substansial lebih kecil kemungkinannya menyebabkan Long Covid dibandingkan varian sebelumnya. Namun masih satu dari 25 orang yang tertular Covid terus memiliki gejala selama lebih dari empat pekan.

Di mana BA.5 ditemukan?

Subvarian itu pertama kali diketahui di Afrika Selatan pada Februari tahun ini, hanya sebulan setelah strain Omicron lain yang disebut BA.4 ditemukan. Tampaknya itu menyebar sangat cepat, lebih dari varian lainnya. BA.5 dengan cepat menjadi strain yang menonjol di AS, dan sudah menjadi varian paling dominan di Portugal dan Inggris.

Penyebarannya telah mencapai sebagian besar negara Eropa dan Australia yang juga telah melaporkan peningkatan kasus. Para ilmuwan mengatakan vaksin masih akan membuat gejala jauh lebih ringan dibandingkan jika tidak divaksinasi.

Penelitian sejauh ini telah menemukan bahwa jenis ini tidak lebih mungkin membuat orang yang terinfeksi mengalami sakit parah. Secara langsung, hal itu dikarenakan sudah lebih banyak orang yang telah divaksinasi, mendapat booster, atau terinfeksi secara alami.

Namun, tampaknya subvarian dapat menginfeksi orang bahkan jika mereka baru saja memiliki jenis omicron lain, hanya beberapa pekan sebelumnya. 

Gejala utama omicron BA.5 di antaranya batuk, kelelahan, hidung tersumbat, pilek, sesak napas atau kesulitan bernapas, hilangnya rasa atau bau baru, demam atau kedinginan, mual atau muntah, nyeri otot atau tubuh, diare, dan sakit kepala.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement