Kamis 01 Sep 2022 22:15 WIB

Jokowi Ingin IPB Bantu Atasi Masalah Pangan di Indonesia

Semua negara menghadapi perubahan iklim, dinamika geopolitik dan krisis pangan

Rep: dessy suciati saputri/ Red: Hiru Muhammad
 Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong perguruan tinggi, terutama Institut Pertanian Bogor (IPB), untuk membantu menyelesaikan masalah pangan dan pertanian di Indonesia.   Gedung Rektorat IPB University
Foto: Dok IPB University
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong perguruan tinggi, terutama Institut Pertanian Bogor (IPB), untuk membantu menyelesaikan masalah pangan dan pertanian di Indonesia. Gedung Rektorat IPB University

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong perguruan tinggi, terutama Institut Pertanian Bogor (IPB), untuk membantu menyelesaikan masalah pangan dan pertanian di Indonesia. Jokowi mengingatkan, persoalan pangan dan pertanian harus menjadi fokus perhatian saat ini.

Karena itu, perguruan tinggi harus merespon tantangan tersebut dengan menciptakan ekosistem yang kondusif bagi tumbuhnya kreativitas dan inovasi. Selain itu, perguruan tinggi juga diminta agar ikut mendorong percepatan hilirisasi industri serta mencetak lebih banyak technopreneur dan sociopreneur.

Baca Juga

“Ini menjadi momentum yang tepat bagi IPB untuk berdiri terdepan menyelesaikan masalah pangan dan pertanian di negara kita Indonesia. IPB harus bisa menghasilkan lebih banyak inovasi, memberikan kontribusi terbaik bagi bangsa, mewujudkan ketahanan kemandirian, dan kedaulatan pangan,” kata Jokowi saat pembukaan Dies Natalis ke-59 Institut Pertanian Bogor, Kamis (1/9/2022).

Jokowi menjelaskan, saat ini semua negara di dunia tengah menghadapi ancaman perubahan iklim serta dinamika geopolitik global yang berdampak pada krisis pangan, energi, dan finansial. Kondisi ini mengancam terjadinya krisis kemanusiaan, di mana 345 juta penduduk di 82 negara mengalami kerawanan pangan serius.

Bahkan, lanjutnya, kenaikan indeks harga pangan global telah mencapai rekor tertinggi. Biaya logistik di jalur laut pun meningkat tiga kali lipat, serta biaya produksi pupuk yang berdampak pada peningkatan biaya produksi pangan dan pertanian.

“Sudah saatnya potensi besar di sektor pangan harus dikembangkan lebih optimal, ditingkatkan kualitas dan daya saingnya, dikembangkan inovasinya untuk menghasilkan produk-produk pangan substitusi impor, produk-produk pangan yang kompetitif dan berdaya saing,” ujarnya.

Jokowi menilai, sumber-sumber pangan lokal harus dikembangkan, sehingga bisa mengurangi ketergantungan pada satu jenis komoditas pangan tertentu. Ia ingin agar kemandirian pangan bisa diciptakan di setiap daerah.

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement