Sabtu 03 Sep 2022 06:20 WIB

Kemendikbudristek: Penerima KIP Kuliah Jangan Terlena karena Evaluasi Diperketat

Kemendikbudristek menyatakan, jika tak sesuai standar, KIP Kuliah bisa dicabut.

Penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah tidak boleh terlena dengan fasilitas yang diberikan karena evaluasi akan diperketat dan bisa sewaktu-waktu diganti.
Foto: Universitas Bina Sarana Informatika
Penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah tidak boleh terlena dengan fasilitas yang diberikan karena evaluasi akan diperketat dan bisa sewaktu-waktu diganti.

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Kepala Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Abdul Kahar menyebutkan, penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah tidak boleh terlena dengan fasilitas yang diberikan. Sebab, evaluasi akan diperketat dan bisa sewaktu-waktu diganti.

"Ananda sekalian tidak boleh terlena dengan fasilitas yang diterima. KIP Kuliah tidak harus membiayai kuliah semester awal sampai selesai. Jika tidak sesuai standar maka bisa dicabut dan digantikan," kata Abdul Kahar saat memberikan materi pada acara Sapa Mahasiswa Baru dan Sosialisasi Penerima KIP Kuliah Tahun 2022 di Gedung dr H Suparsono Universitas Tidar (Untidar) Magelang, Jumat (2/9/2022).

Baca Juga

Mulai 2022, masing-masing perguruan tinggi dianjurkan menerapkan tahap evaluasi yang lebih ketat dan cermat. Evaluasi bertujuan menumbuhkan kompetisi dan semangat terus belajar kepada seluruh penerima KIP Kuliah.

Ada beberapa poin penting evaluasi seperti indeks prestasi kumulatif (IPK) dan status ekonomi. Sesuai Peraturan Rektor Nomor 02 Tahun 2016, minimal IPK mahasiswa penerima KIP Kuliah adalah 3.00.

"Selain IPK, penting juga memperhatikan status ekonomi. Dzolim jika fasilitas ini diberikan kepada orang yang tidak tepat," katanya.

Menurut dia, status ekonomi menjadi salah satu sorotan karena Puslapdik tidak mewajibkan kunjungan langsung ke rumah calon penerima KIP Kuliah lantaran pandemi dua tahun belakangan. Kondisi ini memunculkan kekhawatian ada kecurangan saat mengisikan data-data pada saat seleksi KIP Kuliah.

Abdul Kahar berpesan selalu tanamkan rasa syukur, manfaatkan sebaik-baiknya kesempatan "Golden Ticket" ini, mengubah pola pikir untuk selalu semangat dan bertekad menjadi lebih baik dengan meningkatkan proses belajarnya.

Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz mengatakan, dirinya juga merupakan mahasiswa penerima beasiswa. "Sama seperti anda, saya juga kuliah dengan bantuan beasiswa. Mulai semester 3 sampai akhir tidak bayar kuliah. Saat melanjutkan ke tingkat spesialis saya juga mulai kuliah sambil bekerja," kata wali kota yang turut menyampaikan materi dengan tema “Dukungan Pemerintah Kota Magelang dalam Dunia Pendidikan Tinggi”.

Ia menyampaikan belajarlah melihat apa yang dibutuhkan orang lain dan mengubahnya sebagai kesempatan wirausaha. "Saya dulu berjualan fotokopi untuk diktat. Pakailah ilmu bodoh, jangan terlalu menjadi pemikir tapi ilmu bodoh yang mempunyai strategi peta jalan hidup," katanya.

Rektor Untidar Magelang Prof Mukh Arifin berharap mahasiswa penerima KIP Kuliah akan menjadi duta atau teladan mahasiswa Untidar lainnya. Teladan dalam semangat belajar, mengembangkan diri, dan berperilaku yang menjunjung akhlak yang baik.

Ia menekankan bahwa tidak semua mahasiswa yang memiliki kondisi ekonomi seperti mereka mendapatkan kesempatan memperoleh KIP Kuliah. Karena itu, fasilitas yang akan diperoleh seperti pembiayaan Uang Kuliah dan Uang Saku harusnya bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam mendukung perkuliahan di Untidar.

Sesuai data yang dipaparkan Koordinator Akademik dan Kemahasiswaan Untidar David Budhi Hartono, dari total 755 mahasiswa yang memiliki KIP Kuliah, hanya 365 mahasiswa yang ditetapkan menjadi penerima KIP Kuliah di Untidar.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement