REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Peretas memperoleh akses ke sistem Samsung Amerika Serikat (AS) dan mencuri informasi pelanggan. Hal tersebut diungkapkan oleh Samsung dalam situsnya pada Jumat (2/9/2022).
Pelanggaran keamanan siber ini terjadi pada akhir Juli. Kemudian pada 4 Agustus, Samsung menemukan bahwa informasi pelanggan telah diambil. “Para peretas tidak mendapatkan akses ke nomor jaminan sosial (social security) atau nomor kartu kredit atau kartu debit,” kata Samsung dilansir ZDNet, Sabtu (3/9/2022).
Informasi yang terpengaruh termasuk nama, kontak dan informasi demografis, tanggal lahir, dan informasi pendaftaran produk. Selain itu, Samsung juga mencatat perangkat konsumen tidak terpengaruh dalam insiden ini dan pelanggan dapat terus menggunakan produk dan layanan Samsung seperti biasa.
Sampai saat ini, Samsung tidak menjelaskan lebih rinci termasuk jumlah pelanggan yang terpengaruh. “Kami telah mengambil tindakan untuk mengamankan sistem yang terpengaruh dan telah melibatkan perusahaan keamanan siber luar terkemuka dan berkoordinasi dengan penegak hukum," tambahnya.
Samsung juga mengatakan telah berkomunikasi langsung dengan pelanggan yang terkena dampak tentang masalah ini. Jika perusahaan menemukan pelanggan lain yang terkena dampak, perusahaan akan memberi tahu mereka. Awal tahun ini, kelompok peretas Amerika Selatan Lapsus$ memperoleh akses ke kode sumber perangkat Galaxy, tetapi tidak ada informasi pribadi pelanggan yang dikompromikan dalam insiden itu.