REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES -- Enam kasus pneumonia misterius ditemukan di Argentina, di mana lima kasus di antaranya mengenai tenaga kesehatan. Sejauh ini, pneumonia misterius telah menyebabkan kematian pada tiga dari enam pasien.
Tiga pasien lainnya saat ini masih menjalani pengobatan di rumah sakit. Menurut keterangan otoritas kesehatan Argentina, seluruh kasus pneumonia yang tak diketahui asalnya ini ditemukan di sekitar klinik kesehatan swasta di provinsi Tucuman, Argentina.
"Kesamaan dari para pasien ini adalah masalah pernapasan berat dengan pneumonia bilateral," jelas Kepala Departemen Kesehatan Provinsi Tucuman, Luis Medina Ruiz, seperti dilansir Evening Standard.
Ruiz mengatakan hasil pencitraan x-ray para pasien pneumonia misterius sangat mirip dengan Covid-19. Akan tetapi, seluruh pasien tersebut terbukti negatif Covid-19. Para pasien juga terbukti negatif dari infeksi puluhan kuman lain.
"Para pasien telah menjalani tes untuk Covid-19, pilek, influenza, baik tipe A maupun tipe B, Hantavirus, dan 25 kuman lain, tapi tak ada virus yang teridentifikasi," ungkap Ruiz.
Dari enam pasien pneumonia misterius, lima di antaranya merupakan tenaga kesehatan dan satu orang lainnya merupakan pasien lansia berusia 70 tahun. Seluruh pasien menunjukkan gejala pneumonia bilateral.
Otoritas kesehatan Tucuman sedang melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab dan rute transmisi pneumonia misterius ini. Selain itu, klinik kesehatan swasta yang disinyalir menjadi sumber penularan telah ditutup untuk sementara waktu
Kasus pneumonia misterius ini pertama kali ditemukan di Argentina pada pertengahan Agustus 2022. Sejak 22 Agustus 2022, belum ada kasus pneumonia misterius bar yang terdeteksi.
Ada kekhawatiran bahwa perkembangan kasus pneumonia misterius ini akan mengikuti jejak Covid-19 yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina. Akan tetapi, para ahli menilai perlu lebih banyak data untuk memastikannya.
"Ini jelas mengkhawatirkan, namun kita masih butuh informasi kunci mengenai transmisi dan juga penyebab yang mendasarinya," ujar Kepala Kesehatan Global dari Edinburgh University dan penulis Preventable, Prof Devi Sridhar.
Menurut Prof Sridhar, temuan kasus pneumonia misterius di Argentina menunjukkan bahwa masyarakat saat ini memiliki kerentanan terhadap patogen berbahaya. Wabah yang terjadi di negara mana pun, bila tak dibendung dengan segera, bisa menyebar dengan cepat melalui jalur udara dan perdagangan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Prof Beate Kampmann dari London School of Hygiene and Tropical Medicine. Menurut Prof Kampmann, data yang saat ini belum cukup untuk menentukan apakah kasus pneumonia misterius ini berpotensi menjadi ancaman bagi populasi yang lebih luas atau tidak.
"(Belum ada cukup data untuk mengetahui) apakah ini disebabkan oleh patogen baru atau patogen yang sudah kita ketahui sebelumnya," jawab Prof Kampmann.