Senin 05 Sep 2022 15:32 WIB

Rusia Sebut Stasiun Luar Angkasa Internasional Sudah Bobrok

ISS dinilai telah melampaui masa garansinya.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Friska Yolandha
Dalam foto yang diambil dari rekaman video yang dirilis oleh Badan Antariksa Roscosmos, kosmonot Roscosmos Oleg Artemyev dan Denis Matveev terlihat selama perjalanan luar angkasa mereka di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), Jumat, 2 September 2022. Kosmonot Roscosmos Oleg Artemyev dan Denis Matveev melakukan perjalanan luar angkasa di stasiun luar angkasa untuk mempersiapkan lengan robot Badan Antariksa Eropa untuk operasi di laboratorium Rusia yang baru.
Foto: Roscosmos Space Agency via AP
Dalam foto yang diambil dari rekaman video yang dirilis oleh Badan Antariksa Roscosmos, kosmonot Roscosmos Oleg Artemyev dan Denis Matveev terlihat selama perjalanan luar angkasa mereka di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), Jumat, 2 September 2022. Kosmonot Roscosmos Oleg Artemyev dan Denis Matveev melakukan perjalanan luar angkasa di stasiun luar angkasa untuk mempersiapkan lengan robot Badan Antariksa Eropa untuk operasi di laboratorium Rusia yang baru.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kepala Badan Antariksa Federal Rusia (Roscosmos) Yuri Borisov mengatakan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) sudah berubah menjadi bongkahan sampah. Ia menilai ISS telah melampaui masa garansinya.

“Secara teknis, ISS telah melampaui semua masa garansinya. Ini berbahaya. Proses kegagalan dimulai dan retakan muncul,” kata Borisov.

Baca Juga

Pada bulan Juli, Rusia mengumumkan rincian detail tentang rencananya untuk membangun stasiun luar angkasanya sendiri. Kabar itu datang setelah Rusia mengatakan akan menghentikan kerja sama di ISS setelah tahun 2024.

Meskipun hubungan politik antara Amerika Serikat (AS) dan Rusia kian memburuk, ISS telah lama berfungsi sebagai tempat kerja sama internasional. Namun, sayangnya, itu akan segera berakhir karena Rusia mencari negara-negara yang lebih “bersahabat.”

Dilansir Futurism, Senin (5/9/2022), Borisov mengatakan bahwa Rusia sedang mencari sekutu yang kuat, terutama di China. Dia mengklaim hal itu karena sanksi Barat terhadap Rusia menumpuk di antara segelintir kekecewaan lain, seperti pilihan Badan Antariksa Eropa untuk berhenti bekerja dengan rover ExoMars dengan Rusia setelah menginvasi Ukraina.

"Usaha yang sangat besar dan sejumlah besar uang dihabiskan untuk itu tetapi politik campur tangan, dan apa hasilnya? Seharusnya tidak seperti ini, itu salah," ujar Borisov kepada Reuters.

Sulit untuk merasa bersimpati terhadap badan antariksa yang kepala sebelumnya mengancam akan menghancurkan Eropa dan AS dengan pecahan ISS yang meledak. Bahkan, lebih sulit untuk mengetahui apakah Borisov mengatakan yang sebenarnya tentang stasiun ruang angkasa yang seharusnya bobrok. Tampaknya komplikasi yang lahir dari politik manusia yang terikat bumi masih menjadi ancaman, bahkan di luar planet.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement