Senin 05 Sep 2022 19:23 WIB

Mahasiswa Itera Rancang Biogas Ramah Lingkungan Pengganti Elpiji

Inovasi ini untuk memanfaatkan limbah yang tidak digunakan guna mendukung zero waste

Rep: mursalin yasland/ Red: Hiru Muhammad
Mahasiswa Itera rancang alat ramah lingkungan pengganti elpiji.
Foto: ITERA
Mahasiswa Itera rancang alat ramah lingkungan pengganti elpiji.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (Itera) membuat prototype Mini Reactor Biogas (MiReBio) berbasis ramah lingkungan (zero waste & green energy) sebagai alternatif penggunaan liquefied petroleum gas (elpiji).

Melalui Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi, Ketua Tim Mukhammad Khanafi dengan dosen pembimbing Madi melakukan pengujian fungsional prototype MiReBio, Ahad (4/9/2022).

Baca Juga

Khanafi mengatakan, gagasan membuat MiReBio berawal dari terbatasnya pasokan gas elpiji yang didistribusikan ke desa-desa terpencil di Provinsi Lampung. Selain itu, masih kurangnya pemanfaatan kotoran sapi yang dihasilkan dari peternakan warga untuk dijadikan energi biogas juga menjadi pendorong dibuatnya reaktor biogas sederhana ini.

“Inovasi ini dibuat bertujuan untuk memanfaatkan limbah yang tidak digunakan mendukung konsep zero waste dengan mengkombinasikan pemanfaatan energi ramah lingkungan atau green energy,” ujar Khanafi dalam keterangan pers tertulisnya, Senin (5/9/2022).

Ia bersama empat mahasiswa lainnya (Kamila, Muhammad Raihan, Yusuf  Maulana dan Angel Era Fariza) membuat inovasi pengolahan biogas agar dapat dimanfaatkan masyarakat desa dengan skala rumah tangga.

Gagasan MiReBio ini mengadopsi teknologi dari reaktor biogas jenis CSTR yang menggunakan sistem pengaduk untuk meningkatkan produksi biogas. Pada MiReBio, mahasiswa menggunakan jenis pengaduk blade helical ribbon. Pengaduk digerakkan motor listrik DC dengan sumber energi matahari dari panel surya jenis monokristalin. 

Mahasiswa juga membuat sistem monitoring digital menggunakan internet of thinks, sehingga dapat monitornya jarak jauh dengan gawai. Sehingga memudahkan untuk mengetahui anomali parameter yang terjadi pada produksi biogas.

Proses pengujian fungsional dilakukan untuk memastikan semua fungsi pada sistem MiReBio dapat bekerja dengan optimal. Pengujian fungsional pada sistem kelistrikan dari agitator dan panel surya, dan pengujian reaktor biogas dengan memasukan kotoran sapi dan air pada perbandingan 1:2. Hal ini untuk memastikan ada atau tidaknya kebocoran pada reaktor biogas yang telah dibuat.

Khanafi mengatakan, banyak tantangan yang dihadapi dalam membuat reaktor mini biogas tersebut, diantaranya sulitnya menentukan spesifikasi dari setiap komponen, seperti komponen perekat pada reaktor biogas, besar daya dan kekuatan torsi dari motor listrik, spesifikasi panel surya yang digunakan dan bentuk dari agitator. 

Namun, hal tersebut dapat terselesaikan dengan adanya diskusi intens kepada dosen pembimbing dan para praktisi terkait yang menguasai bidang energi biogas. Sehingga terciptanya MiReBio sebagai inovasi teknologi produksi biogas untuk skala rumah tangga. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement