Selasa 06 Sep 2022 15:50 WIB

Konflik SBM ITB, Tuntutan Forum Orang Tua Mahasiswa Dipenuhi Rektorat

Pendidikan di SBM ITB sempat mengalami penurunan sejak konflik terjadi pada 2021.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Agus Yulianto
Kampus SBM ITB Jln Gelap Nyawang Kota Bandung.
Foto: Humas SBM ITB
Kampus SBM ITB Jln Gelap Nyawang Kota Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Forum orang tua mahasiswa Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB mengapresiasi langkah rektorat yang memenuhi sebagian tuntutan orang tua mahasiswa. Mereka pun menyambut baik dialog yang telah dilakukan oleh petinggi kampus.

Ali Nurdin perwakilan Forum Orang Tua Mahasiswa SBM ITB mengungkapkan, orang tua mahasiswa sebanyak 30 orang telah bertemu dengan pihak dekanat pada 20 Agustus lalu secara online maupun offline. Para orang tua mahasiswa diterima oleh Plt Dekan SBM ITB Prof Jaka Sembiring, Plt Wakil Dekan Bidang Akademik Prof Tjandra Anggraeni, Kepala Program Studi Manajemen Nur Budi Mulyono dan Kepala Program Studi Wirausaha Akbar Adhiutama.

"Beberapa permintaan orang tua sudah dipenuhi (kampus) jadi pada pokoknya menyambut baik," ujarnya melalui keterangan resmi yang diterima, Selasa (6/9/2022).

Plt Dekan SBM ITB pun, dia mengatakan, telah menyampaikan kepada orang tua mahasiswa bahwa komunikasi antar kedua belah pihak sudah mulai terbuka dengan baik. Dia berharap, ke depan proses komunikasi berjalan dengan baik.

"Memang (masalah) tidak langsung tuntas, tapi pintu dialog sudah dibuka. Masalah di SBM mulai mencair dengan pertemuan dengan rektor,” katanya.

Ali mengatakan, pendidikan di SBM ITB sempat mengalami penurunan sejak konflik terjadi pada tahun 2021. Namun, seiring waktu kondisi SBM ITB mulai lebih baik seiring tuntutan orang tua mulai dipenuhi sebagian.

Dirinya mengatakan, tuntutan yang dulu disampaikan kepada kampus yaitu agar kualitas pendidikan tidak berubah. Selain itu, program-program yang ada dan berdampak baik kepada mahasiswa agar tidak dihilangkan.

Beberapa tuntutan yang dipenuhi oleh rektorat dan tetap ada yaitu kegiatan mentoring, visiting professor dan coaching clinic tetap ada. Pihaknya, saat ini, memahami rektorat ingin menghasilkan kualitas pendidikan yang baik.

“Kita paham perlu ada masa transisi, kita harapkan masa transisi tidak mengganggu kualitas pendidikan,” ungkapnya.

Orang tua mahasiswa lainnya Baginda mengaku sempat ingin melakukan somasi dengan harapan kondisi SBM ITB membaik. Ia berharap ke depan agar dilakukan diskusi antar tiap angkatan terkait kurikulum dan program.

“Mahasiswa harus memperoleh hal yang sama untuk setiap angkatan. Bila ada kebijakan rektor untuk unifikasi, maka orang tua juga perlu ada unifikasi terkait biaya dan lainnya,” katanya.

Dia menambahkan, Plt Wakil Dekan Bidang Akademik mengaku pertemuan dengan para orang tua mahasiswa dapat memberikan masukan terkait pelaksanaan kurikulum ke depan.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement