REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Rektor Universitas Airlangga (Unair) Mohammad Nasih menyatakan kesiapannya menjalankan skema seleksi masuk perguruan tinggi negeri (PTN) yang baru. Menurutnya, tidak ada perbedaan signifikan antara mekanisme seleksi masuk PTN yang baru dengan model lama.
Dalam seleksi berdasarkan prestasi yang merupakan pengganti SNMPTN, hal yang berbeda hanya mekanisme penilaiannya. "Jalur prestasi hanya mekanisme penilaiannya saja yang agak berbeda. Di mana 50 persen menggunakan nilai rata-rata rapor, dan 50 persen menggunakan nilai prestasi dari calon mahasiswa," kata Nasih di Surabaya, Jumat (9/9/2022).
Nasih melanjutkan, begitu pula dalam seleksi berdasarkan tes yang merupakan transformasi dari SBMPTN. Nasih melanjutkan, pada 2020 ketika kasus Pandemi Covid-19 tengah tinggi, penerimaan mahasiswa baru hanya menggunakan Tes Potensi Skolastik (TPS) dan meniadakan Tes Potensi Akademik.
Nasih mengatakan, skema tersebut dapat direplikasi pada tahun-tahun yang akan datang. "Tentu dengan pengembangan materi tes termasuk soal-soalnya dimana bobotnya ke mana, ke mana, ke mana. Di situ juga kami lihat ada potensi menambahkan kriteria termasuk persyaratan untuk Prodi tertentu," ujarnya.
Selanjutnya, seleksi secara mandiri oleh PTN. Pada jalur ini, pemerintah mengatur agar seleksi diselenggarakan secara lebih transparan dengan mewajibkan PTN melakukan beberapa hal sebelum dan setelah pelaksanaan seleksi mandiri.
"Untuk mandiri juga kurang lebih sama, cuman ada transformasi karena ini diserahkan pada rektor. Tentu Unair nanti juga akan mengembangkan materi tesnya itu menyesuaikan dengan kondisi dan minat mereka yakni program studi yang diambil dan latar belakang mereka ketika di SLTA," kata Nasih.
Dengan demikian, lanjut Nasih, materi tes dalam seleksi jalur mandiri akan menjadi sangat banyak sesuai dengan program studi yang mereka ambil. "Itu berarti memberikan kemungkinan mereka untuk bisa menyelesaikan studinya dengan yang lain. Ini kita lakukan dan kita persiapkan untuk 2023," ujarnya.