REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sekolah Tinggi Agama Islam Luqman al-Hakim (STAIL) Surabaya, menggelar acara Wisuda dan Penugasan Kader Da'i Angkatan XXI, Sabtu (10/9/2022).
Sebanyak 63 mahasiswa dan mahasiswi diwisuda. Sebanyak 34 di antara mereka masuk program takhasus yang ditugaskan dakwah ke penjuru Nusantara, dari Aceh sampai Papua.
Dalam kesempatan itu, Ustadz Muh Idris MPdI, ketua STAIL menekankan tiga hal kepada seluruh peserta wisuda. "Pertama, teruslah belajar. Jangan pernah berhenti," pesannya seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Ahad (11/2/2022).
Meski sudah berstatus sebagai alumni dan terjun dunia kerja, sambung Ustadz Idris, panggilan akrabnya, jangan pernah alumni STAIL berhenti untuk belajar di mana pun berada. “Karena konsep belajar seorang beriman itu sepanjang hayat,” ujarnya.
Pesan selanjutnya, ustadz asal Sulawesi ini menghimbau agar para alumni piawai dalam menjaga nama baik para orangtua sekaligus instansi tempat mengenyam ilmu.
"Jaga nama baik keduanya. Jangan pernah mencorengnya dengan perilaku-perilaku negatif. Torehkanlah karya-karya positif, yang bermanfaat bagi diri dan umat," tegasnya.
Pesan terakhir yang diberikan oleh mahasiswa program doktor Pendidikan Islam IAI Dalwa ini, senantiasa mengiringi doa bagi para dosen dan ustadz yang telah berjuang mendidik dan mengajar para mahasiswa dan mahasiswi.
"Doakanlah para dosen agar senantiasa diberi keberkahan atas dedikasi yang mereka berikan selama mengenyam pendidikan di STAIL," kata Ustadz Idris.
Sementara itu, Dr H Hasan Ubaidillah SH MSi, sekretaris Koordinator KOPERTAIS Wilayah IV Surabaya, berpesan agar alumni mampu meneladani jejak mulia Luqman al-Hakim yang nama diabadikan di dalam Alquran.
"Sebagaimana nama perguruan tinggi ini, maka sudah menjadi keharusan bagi setiap alumni untuk meneladani sosok Luqman al-Hakim," gugah beliau.
Hal lain yang disampaikan dosen UINSA Surabaya ini mengingatkan para wisudawan, untuk meningkatkan ibadah, seperti shalat Tahajud, agar mampu memperoleh qoulan tsaqila (perkataan yang akan didengar orang lain).
"Dalam dakwah, juga harus menjaga fiqh da'kwah: menyampaikan dengan hikmah (ilmu), cara yang bijak (mauizhoh hasanah), dan perlakukan dengan lebih baik, sehingga dakwah bisa diterima masyarakat," papar wakil sekretatis PBNU Jawa Timur ini.
Selain para wisudawan/wisudawati, para wali, dosen, turut hadir juga dalam acara yang diselenggarakan di aula utama lantai tiga PP Hidayatullah, Surabaya itu, jajaran pengurus, pembina, dan pengawas yayasan, serta beberapa pengurus pusat Jawa Timur.