REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--SMU Jakarta Islamic School (JISc) berhasil menduduki peringkat ke-9 sebagai Sekolah Swasta Terbaik di Jakarta versi LTMPT (Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi) 2022.
Raihan tersebut dicapai JISc berdasarkan nilai UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) tahun 2022. Berdasarkan data dari LTMPT, UTBK 2022 diikuti sebanyak 23.657 sekolah dengan peserta yang ikut sebanyak 745.115 orang. Metode perhitungan didapat 1.000 sekolah yakni dari jumlah peserta di setiap sekolah sebanyak minimum 40 orang.
Sekolah yang memenuhi kriteria hanya sebanyak 3.381, sedangkan jumlah pesertanya ialah 515.165 orang. Selanjutnya, nilai UTBK dihitung berdasarkan hasil 60 persen TPS plus 40 persen TKA. TPS berdasarkan rerata TPS tiap peserta dari sekolah tersebut, TKA berdasarkan rerata TKA (Saintek dan Soshum) tiap peserta dari sekolah tersebut dan untuk peserta yang ikut ujian campuran, nilai TKA diambil dari nilai yang tertinggi.
Selanjutnya, sekolah diurutkan berdasarkan nilai total tertinggi hingga terendah dan diambil 1.000 sekolah dengan Nilai Total tertinggi. Hasilnya, JISc menduduki peringkat ke-9 terbaik dari jumlah keseluruhan 1.250 sekolah swasta di Jakarta.
Founder JISc, Fifi P. Jubilea, Ph.D. mengatakan bahwa pencapaian JISc tahun ini adalah berkat rahmat Allah swt. "Memang betul, kalau bukan karena Rahmat Allah, tidak akan jadi seperti ini. Ini pun lompatan yang sangat bagus dari rangking 650-an jadi 250-an. Naik 400 level, bersaing dengan 22.457 sekolah SMU di Indonesia. Peringkat ke-9 dari sekitar 1250-an sekolah swasta di Jakarta," ujar wanita yang akrab disapa Mam Fifi itu, Ahad (11/9/2022).
Selain diterima di berbagai universitas dalam negeri, para lulusan JISc tahun 2022 juga melanjutkan pendidikan di luar negeri."Yang jelas 67 persen siswa diterima di PTN (Unibraw, UI, UIN, ITB, IPB, Unpad , Unsoed) sementara 20 persen diterima di Turkey, Malaysia, Amerika, China, Swiss, Jerman, Singapore dan Inggris. Selebihnya masuk Trisakti dan Binus," kata Mam Fifi.
Selain cemerlang di bidang akademis, para lulusan JISc juga memiliki hafalan Al-Qur'an yang patut dibanggakan. "Yang di boarding, rata-rata hafal Al-Qur’an. Ada yang 27 juz, 23 juz, 15 juz, selama 3 tahun di JIBBS. Total hafiz dan hafizah di JIBBS dan JIGSc (hafal 30 juz), ada 134 orang," jelas Mam Fifi yang mendirikan SMU JISc 9 tahun lalu itu.
Para alumni JISc juga memiliki ijazah dari UK, yaitu British program International JISc yang dikenal dengan IGCSE ‘O’ Level (Edexcel, UK). Mereka tak hanya berprestasi di bidang olahraga dan seni, seperti aktif ikut lomba tari Saman di Istanbul Turkey, menjadi juara nasional pencak silat, tapi juga meraih prestasi di bidang akademis. "Terbukti dengan mereka membawa sederet piala dan medali emas untuk program OSN For Secondary," kata Mam Fifi yang menyelesaikan pendidikan doktoralnya di Oklahoma, USA itu.
Tak heran, beberapa pengamat pendidikan mengomentari kualitas para alumni JISc. "Seorang educator mengatakan kalau anak JISc ini baru mengerahkan sepertiga kemampuan mereka untuk pelajaran diknasnya, karena dua pertiganya mereka gunakan untuk Pelajaran Internasional (IGCSE Edexcel UK), dan untuk menghafal Al-Qur’an," kata Mam Fifi yang membuatnya merenung.
Pencapaian tersebut merupakan hasil dari kerja keras Mam Fifi dan para leader JISc dalam membuat kurikulum terbaik. Mam Fifi dan para guru membuat modul khusus persiapan UTBK, men-drilling soal dan menerjemahkan dalam Bahasa Inggris, membuat soal-soal ujian yang HOTS, training guru, serta menelaah kurikulum merdeka. "Kami juga menjalin kerja sama dengan berbagai sekolah di luar negeri, seperti Amerika karena kurikulum merdeka basic-nya dari sana," kata Mam Fifi.
Mam Fifi berpendapat, kurikulum merdeka yang dicanangkan pemerintah sangat bagus dan perlu dilanjutkan. "Menekankan struktur berfikir dari membaca, yang akan mengubah mindset dan pola pikir anak didik," tuturnya.