Selasa 13 Sep 2022 16:21 WIB

Minum Alkohol Bisa Membuat Anda Menua Lebih Cepat

Minum alkohol diketahui dapat berdampak negatif bagi kesehatan fisik dan mental.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Minum alkohol bisa membuat tubuh menua lebih cepat. ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Minum alkohol bisa membuat tubuh menua lebih cepat. ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebiasaan minum alkohol ternyata dapat membawa dampak lebih besar bagi kesehatan dari sekadar sakit kepala, mual, atau mabuk. Tim peneliti dari Oxford University mengungkapkan, konsumsi alkohol juga bisa mempercepat proses penuaan tubuh pada tingkat seluler.

Hal ini diketahui setelah tim peneliti mempelajari data dari sekitat 245 ribu warga Inggris yang terdokumentasikan dalam UK Biobank. Rata-rata usia para partisipan adalah 57 tahun, di mana mayoritasnya merupakan peminum alkohol. Hanya sekitar 3 persen partisipan yang tidak pernah mengonsumsi alkohol.

Baca Juga

Selama studi berlangsung, tim peneliti memeriksa penanda genetik pada para partisipan, yang berkaitan dengan konsumsi alkohol. Tim peneliti lalu menemukan adanya hubungan antara konsumsi alkohol yang tinggi dengan ukuran telomer yang lebih pendek.

Telomer adalah "topi" biologis yang ada di bagian ujung kromosom. Fungsi telomer adalah melindungi DNA di dalam kromosom agar tidak rusak.

Seiring bertambahnya usia, ukuran telomer akan memendek. Perubahan ini membuat DNA menjadi rentan terhadap kerusakan. Karena itu, perpendekan telomer dan penambahan usia kerap diikuti oleh peningkatab risiko penyakit seperti penyakit jantung dan Alzheimer.

Sebaliknya, ukuran telomer yang lebih panjang berkaitan dengan tampilan fisik yang lebih muda. Berdasarkan studi, orang-orang yang minum 10 gelas besar wine per pekan atau 29 unit alkohol, memiliki ukuran telomer yang lebih pendek dibandingkan orang-orang yang hanya minum dua gelas besar wine per pekan atau kurang dari enam unit alkohol. Perbedaan panjang ini setara dengan perbedaan usia sekitar 1-2 tahun.

Tim peneliti juga menemukan, orang-orang yang terdiagnosis dengan gangguan penggunaan alkohol memiliki ukuran telomer yang secara signifikan lebih pendek. Perpendekan telomer ini setara dengan penuaan biologis sebanyak tiga hingga enam tahun.

Belum diketahui secara pasti bagaimana konsumsi alkohol bisa memperpendek ukuran telomer. Akan tetapi, tim peneliti menilai dampak tersebut mungkin berkaitan dengan peningkatan stres oksidatif dan inflamasi yang terjadi di dalam tubuh saat mencerna alkohol.

Berdasarkan studi yang mereka lakukan, tim peneliti mengungkapkan bahwa hubungan antara konsumsi alkohol dengan telomer yang lebih pendek hanya berlaku pada orang-orang yang minum lebih dari 17 unit alkohol atau sekitar lima gelas wine per pekan. Tim peneliti mengindikasikan bahwa orang-orang yang minum alkohol kurang dari batasan tersebut tidak berisiko terhadap perpendekan telomer.

Di Inggris, National Health Service telah membuat rekomendasi terkait konsumsi alkohol. Badan kesehatan tersebut menganjurkan agar para warga Inggris tidak mengonsumsi alkohol lebih dari 14 unit per pekan.

Tidak mengejutkan

Ahli gizi dan kebugaran Penny Weston menilai temuan dalam studi terbaru tersebut tidak mengejutkan. Weston mengatakan, alkohol sejak lama diketahui dapat memberikan dampak negatif bagi kesehatan fisik dan mental lewat berbagai cara.

Dalam jangka pendek misalnya, Weston mengatakan konsumsi alkohol bisa memicu terjadinya dehidrasi, mual, gangguan suasana hati dan libido, serta tampilan fisik. Sedangkan dalam jangka panjang, konsumsi alkohol bisa mempengaruhi suasana hati, nafsu makan, berat badan, hingga kadar insulin.

Perlu diketahui, sebagian besar minuman alkohol juga mengandung banyak gula. Sehingga sama seperti makanan dan minuman bergula lain, konsumsi alkohol juga dapat mempengaruhi suasana hati, daya ingat, dan perilaku.

"Untuk kesehatan yang lebih optimal, saya merekomendasikan pola makan rendah alkohol serta tinggi air putih," ungkap Weston, seperti dilansir Men's Health, Selasa (13/9/2022).

Weston juga merekomendasikan pola makan yang tinggi akan makanan-makanan penunjang fungsi kognitif. Beberapa contohnya adalah bluberi, brokoli, kale, bayam, dan sayuran rocket. Untuk pangan hewani, Weston merekomendasikan ikan berlemak yang mengandung asam lemak omega 3.

"Apa yang kita makan dan minum sangat penting dalam menjaga fungsi kognitif yang baik dan melindungi kita dari masalah kesehatan seperti diabetes serta penyakit Azlheimer," kata Weston.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement