Rabu 14 Sep 2022 12:29 WIB

Menaburkan Garam Berlebihan di Makanan Bisa Tingkatkan Risiko Strok, Berapa Batas Amannya?

Membatasi asupan garam harian dapat membantu mencegah strok.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Menaburkan garam pada makanan. Menaburkan garam secara berlebihan di makanan dapat meningkatkan tekanan darah dan mengarah pada risiko strok.
Foto: Reiny Dwinanda/Republika
Menaburkan garam pada makanan. Menaburkan garam secara berlebihan di makanan dapat meningkatkan tekanan darah dan mengarah pada risiko strok.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian orang beranggapan menyantap makanan tanpa garam terasa hambar. Menambahkan garam ke masakan memang sudah jadi hal lumrah untuk menyedapkan rasanya. Namun, jumlah garam yang ditambahkan ke hidangan perlu dicermati.

Para pakar memperingatkan, menaburkan garam secara berlebihan di makanan dapat meningkatkan tekanan darah dan mengarah pada risiko strok. Strok merupakan kondisi medis serius yang terjadi ketika suplai darah ke bagian otak terputus.

Baca Juga

Gaya hidup yang buruk bisa jadi pemicunya, termasuk makan garam terlalu banyak. Dokter Sarah Jarvis dari LoSalt, penyedia produk garam khusus yang mengandung lebih sedikit natrium, menjelaskan bahwa garam adalah sumber natrium terbesar dalam makanan.

Terlalu banyak natrium berkontribusi terhadap tekanan darah tinggi alias hipertensi. Kondisi ini meningkatkan risiko serangan jantung dan strok.

"Hipertensi merupakan faktor risiko kematian nomor satu secara global, dan pada 2019, menyebabkan lebih dari setengah kasus penyakit jantung koroner, strok, dan gagal jantung dialami di seluruh dunia, dengaan lebih dari 10 juta kematian," kata Jarvis.

Kabar baiknya, mengurangi garam dalam jumlah kecil saja bisa membantu. Jarvis menjelaskan, setiap satu gram garam yang dihilangkan dari menu harian sama saja menurunkan 4.147 kasus kematian dini. Jumlah garam pada konsumsi harian perlu disesuaikan dengan pedoman umum.

 

Layanan Kesehatan Nasional Inggris (NHS) merekomendasikan orang dewasa mengonsumsi maksimal enam gram garam sehari, atau setara dengan satu sendok teh. Anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) lebih rendah lagi, yakni hanya lima gram garam per hari.

Sas Parsad dari The Gut Co juga memiliki pendapat serupa soal perlunya membatasi asupan garam. Dia mengutip hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pola makan tinggi garam dapat menyebabkan kembung berlebihan, sebuah indikasi usus tidak sehat.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement