REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mantan kepala keamanan Twitter Peiter Zatko mengatakan kepada anggota parlemen Amerika Serikat (AS) bahwa perusahaan itu menyesatkan publik terkait keamanan platform. Dia mengklaim data pengguna tidak cukup terlindungi dan banyak staf yang memiliki akses ke sana.
Zatko memberikan bukti menyusul pengaduan sepanjang 84 halaman yang dia buat tentang praktik keamanan di dalam jejaring sosial. Pada Januari, Zatko dipecat.
Selain itu, dia juga mengatakan denda yang dikenakan oleh regulator atas pelanggaran aturan tentang perlindungan data tidak mengganggu Twitter sama sekali. Dalam kesaksiannya, Zatko menggambarkan perusahaan seperti sebuah organisasi yang memprioritaskan perolehan pendapatan. Pada awal persidangan, dia menangis tentang perannya sebagai pelapor dan mengatakan itu bukan keputusan yang dia ambil dengan mudah.
Keamanan nasional
Dilansir BBC pada Rabu (13/9/2022), selama interogasi dia telah menyatakan kekhawatiran terkait Twitter yang membawa iklan dari organisasi yang mungkin atau tidak berhubungan dengan pemerintah China. Ini merupakan sebuah potensi risiko keamanan nasional.
Ketika dia menyampaikan kekhawatirannya kepada para eksekutif Twitter, dia diberitahu bahwa akan terkena masalah jika kehilangan aliran pendapatan tersebut. Selain itu, Zatko mengaku telah terganggu dengan masalah keamanan nasional. Dia mengklaim setengah karyawan perusahaan mempunyai akses ke data pribadi pengguna dan Twitter tidak mencatat aktivitas mereka.
Elon Musk dan spam
Sebelumnya, Zatko mendukung klaim CEO Tesla Elon Musk bahwa Twitter memiliki jumlah spam dan akun palsu lebih banyak daripada yang telah diakui perusahaan. Secara pribadi, dia dipekerjakan oleh salah satu pendiri Twitter dan mantan CEO Jack Dorsey.
Pelapor mengatakan informasi pribadi seseorang terancam. Informasi yang dimiliki tentang pengguna meliputi:
1.Nomor telepon
2.Alamat IP
3.Alamat email
4.Jenis perangkat
5.Jenis peramban
6.Lokasi pengguna
“Data ini dapat memungkinkan seseorang menjadi sasaran di dunia nyata”, katanya. Zatko sebelumnya bekerja untuk pemerintah AS dan Google. Ia juga dihormati di komunitas keamanan informasi.
Pengacaranya John Tye menggambarkan Zatko sebagai pria yang sangat luar biasa. Senator Chuck Grassley dari Komite Kehakiman AS mengatakan dalam sambutan pembukaannya bahwa CEO Twitter Parag Agrawal telah menolak untuk menghadiri sidang.
Aktivitas terakhir Agrawal di akun Twitternya adalah tweet ulang dari ketua perusahaan Bret Taylor sebagai tanggapan terhadap Elon Musk pada 4 Agustus. Twitter telah mengatakan bahwa Peiter Zatko kehilangan pekerjaannya karena kepemimpinan yang tidak efektif dan kinerja yang buruk.