Kamis 15 Sep 2022 19:51 WIB

Hasto Dorong Unram Gelar Riset Kembangkan Potensi Kelautan NTB

Unram didorong menjadi motor kemajuan dalam bidang riset dan inovatif untuk memajukan

Hasto Kristiyanto saat memberikan Kuliah Umum dengan tema Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya Terhadap Pertahanan Negara di Universitas Mataram (Unram), NTB, Kamis (16/9/2022).
Foto: istimewa
Hasto Kristiyanto saat memberikan Kuliah Umum dengan tema Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya Terhadap Pertahanan Negara di Universitas Mataram (Unram), NTB, Kamis (16/9/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Doktor Ilmu Pertahanan Hasto Kristiyanto mendorong Universitas Mataram (Unram) menjadi motor kemajuan dalam bidang riset dan inovatif untuk memajukan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Hasto memberi contoh mengenai bagaimana riset dan teknologi adalah hal penting. Hasto khawatir atas persoalan ekspor benih lobster atau benur ke Vietnam. Seharusnya, NTB menjadi provinsi yang bisa mengembangkan lobster itu sehingga bisa mendapat nilai tambah bagi negara dan kesejahteraan masyarakat.

Baca Juga

"Persoalan benur, kita melihat sedih. Kerena itu riset Unram harus mampu mengembangkan lobster ala NTB, Mataram. Mataram ini, kan, persembahan bagi bumi pertiwi. Jadi, kita persembahkan daripada kita ekspor benur ke Vietnam," kata Hasto ketika membawa kuliah umum dengan tema Pemikiran Geopolitik Soekarno dan Relevansinya Terhadap Pertahanan Negara di Universitas Mataram (Unram), NTB, Kamis (16/9/2022).

Dalam kuliah umum Hasto ini, hadir Gubernur NTB Zulkieflimansyah, Rektor Unram Prof. Bambang Hari Kusumo, Pangdam Udayana Mayjen Sonny Aprianto, Danrem Wira Bhakti Brigjen Sudarwo Aris Nurcahyo, anggota DPR RI sekaligus Ketua DPD PDIP NTB Rachmat Hidayat, dan Sekretaris Umum DPP Bamusi sekaligus anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru atau Gus Falah.

Hasto juga menilai Gubernur NTB bisa membantu Unram untuk mewujudkan penciptaan riset dan teknologi mengenai budi daya benur.

Bila perlu, Sekjen DPP PDI Perjuangan itu menyampaikan NTB membajak ahli-ahli dunia, termasuk Vietnam untuk mengembangkan lobster.

"Kita bajak saja ahli-ahli dari Vietnam. Enggak ada transfer teknologi secara gratis. Kita bajak, itu baru maju. Kita kuasai ilmunya, kita bayar lebih tinggi, kemudian kita integrasikan dengan nelayan benur karena sumbernya luar biasa di sini," jelas dia.

Hasto juga mendengarkan laporan dari Gubernur NTB bahwa Pulau Seribu Masjid ini memiliki lahan jagung seluas 20 hektare. Dia menilai Unram bisa melakukan riset mengenai jagung, tembakau, budi daya laut, pengembangan kuakitas mutiara dll untuk memperkuat produktivitas dan kualitasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement