REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menyampaikan sektor kebudayaan menjadi salah satu aspek yang sangat terdampak pandemi Covid-19. Walau demikian, Nadiem meyakini budaya bisa jadi landasan kuat guna membangun dunia lebih baik setelah pandemi Covid-19.
Hal tersebut disampaikan Nadiem terkait pertemuan tingkat menteri bidang kebudayaan negara-negara yang tergabung dalam forum G20 berlangsung di kawasan Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. Pertemuan ini mengusung tema Budaya untuk Hidup Berkelanjutan.
"Budaya menjadi landasan kita untuk semangat memulihkan dunia," kata Nadiem dalam keterangan tertulis pada Jumat (16/9).
Dalam ajang forum G20 Kebudayaan menampilkan beberapa atraksi budaya. Salah satunya orkestra musik yang terdiri dari 31 musisi negara G20 dan 36 musisi Indonesia. "Setiap atraksi yang ditampilkan selalu bermakna pulih dan bangkit serta kesetaraan bersama," ujar Nadiem.
Penata musik orkestra, Ananda Sukarlan menyampaikan pentas dalam forum G20 kebudayaan ialah inovasi soal ide persamaan gender. Sebab terdiri atas 50 persen musisi laki-laki dan 50 persen musisi perempuan.
"Dan Orkestra seperti ini belum pernah ada di dunia. Selain itu, juga orkestra dengan diversitas paling besar di dunia karena terdiri atas 18 negara G20 dan terdiri dari berbagai macam suku, agama, ras, warna kulit," ujar Ananda.
Ananda menerangkan orkestra ini membawa makna keberagaman bagi masyarakat. Ia meyakini hal tersebut mesti dipercayai manusia di bumi. "Ini adalah kunci untuk keseragaman dalam kehidupan di bumi sehingga harus dijunjung," ucap Ananda.
Sementara itu, pengamat kebudayaan Universitas Diponegoro, Suharyo mengungkapkan musik orkestra yang menggemakan arti keberagaman dalam budaya menunjukkan Indonesia sebagai bangsa kaya tradisi. Suharyo memandang orkestra yang menyandingkan musisi lintas budaya menyimbolkan kehidupan mesti harmonis dengan semua kearifan lokal sehingga dunia tetap terjaga.
"Budaya dengan semua cirinya, pelakunya, masing-masing keelokannya merupakan sumber edukasi, sumber pengetahuan, dan sumber inspirasi bagi manusia dan generasi penerus ke depannya" kata Suharyo.
Diketahui, G20 Bidang Kebudayaan 2022 terdiri atas lima pembahasan agenda. Pertama, peran budaya sebagai pembuka kemungkinan dan pendorong pembangunan berkelanjutan.
Kedua, manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan dari kebijakan berbasis budaya. Ketiga, upaya menjaga budaya sebagai kepentingan bersama dan memperkuat perlawanan terhadap perdagangan gelap kekayaan budaya.
Keempat, pentingnya perluasan dan pemerataan akses terhadap produk budaya. Terakhir, manfaat ekonomi budaya, dan mobilisasi sumber daya internasional untuk pemulihan berkelanjutan melalui inisiasi dana global untuk pemulihan seni dan budaya.