REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagian besar rumah tangga modern memiliki kompor gas di dapurnya. Pakar kesehatan mengingatkan risiko pemakaian jenis kompor tersebut terhadap kesehatan keluarga, baik orang dewasa maupun anak-anak.
Studi baru mengungkap pemakaian kompor gas dapat meningkatkan risiko paparan sejumlah penyakit mematikan. Pasalnya, kompor gas memancarkan partikel yang sama yang dikeluarkan oleh mesin mobil dan truk.
Profesor kesehatan lingkungan Jonathan Levy menjelaskan bahwa kompor gas bisa mencemari rumah dengan nitrogen dioksida (NO2). Gas itu dapat menyebabkan asma pada anak-anak dan membuat orang dewasa berisiko terkena kanker.
"Paparan nitrogen dioksida di rumah telah dikaitkan dengan asma yang lebih parah dan peningkatan penggunaan inhaler pada anak. Gas ini juga dapat memengaruhi orang dewasa pengidap asma, dan berkontribusi pada perkembangan penyakit paru obstruktif kronik," ujar Levy.
Pakar dari Universitas Boston, Amerika Serikat, tersebut menjabarkan penjelasan ilmiahnya dalam artikel yang diterbitkan di The Conversation. NO2 merupakan polutan yang paling sering ditemukan di jalan raya.
Karena dapur biasanya merupakan ruang tertutup, pancaran gas itu membuat keluarga jauh lebih berisiko terkena kanker dan asma. Meskipun, ukuran rumah dan kualitas ventilasi di dapur juga berperan besar.
Penelitian terpisah di Belanda mengungkapkan bahwa orang yang di rumahnya menggunakan kompor gas berisiko 42 persen lebih besar mengembangkan asma. Bahkan ketika dimatikan, kompor mengeluarkan bahan kimia seperti metana.