REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah penelitian baru-baru ini semakin menunjukan kaitan makanan ultra-olahan dengan risiko lebih tinggi terkena kanker, penyakit jantung hingga kematian. Menurut Dr Anton Bilchik, ahli onkologi bedah dan ketua divisi bedah umum di Pusat Kesehatan Providence Saint John, risiko kanker kolorektal yang lebih tinggi akibat makanan olahan memang sudah sejak lama digaungkan.
Makana olahan biasanya terkait dengan pengawet, nitrat, dan hubungan yang lebih tinggi dengan daging merah. Dr Bilchik yang juga kepala kedokteran di Institut Kanker Saint John di Santa Monica, CA, menyarankan untuk segea mengubah pola makan dari makanan olahan.
Alih-alih makanan olahan, Dr Bilchik menganjurkan konsumsi makanan segar karena memainkan peran penting dalam anti-inflamasi dan mendukung bakteri baik serta sel kekebalan yang baik dalam melawan penyakit.
“Saat ini, kami sedang mengalami epidemi pasien muda yang didiagnosis menderita kanker usus besar di bawah usia 45 tahun,” kata Dr Bilchik, dikutip dari Medical News Today, Sabtu (17/9/2022).
Rekomendasi diet untuk pencegahan penyakit
Lauren Pelehach Sepe, ahli gizi klinis di Kellman Wellness Center di New York, NY, mengatakan bahwa pola makan berkualitas buruk, yang menyebabkan ketidakseimbangan mikrobioma dan peradangan, adalah akar penyebab banyak penyakit kronis, termasuk penyakit kardiovaskular.
Penelitian telah menunjukkan bahwa peradangan adalah faktor risiko utama penyakit kardiovaskular. Bagi orang yang ingin memperbaiki pola makan untuk membantu menurunkan risiko terkena penyakit kardiovaskular, kanker kolorektal, dan masalah kesehatan lainnya, Sepe menyarankan untuk konsisten menambahkan lebih banyak makanan sehat ke dalam diet harian.
Dibandingkan berfokus pada apa yang tidak boleh dimakan, Sepe mengatakan bahwa ketika orang mulai membuat perubahan pada pola makan, mereka sering merasa harus membuat perubahan besar dalam semalam. Hal ini termasuk melepaskan semua makanan favorit mereka.
Padahal, pola sehat bisa dimulai secara perlahan dengan disiplin menambahkan beberapa makanan baru setiap pekan. Seiring waktu, makanan sehat akan mulai 'mengusir' yang lama.
Mulailah memasak makanan sendiri
Sebagian besar makanan siap saji mengandung gula, garam, dan aditif tambahan tinggi, yang sangat buruk bagi kesehatan.
“Selanjutnya, itu juga sering terkandung dalam wadah plastik, yang terutama saat dipanaskan, melepaskan bahan kimia ke dalam makanan yang dikonsumsi. Ini tidak hanya sangat meradang, tetapi juga bisa bersifat karsinogenik,” kata Sepe.
Pilih probiotik berkualitas baik setiap hari
Meskipun diet adalah kunci kesehatan, Sepe mengatakan bahwa menambahkan probiotik setiap hari akan membantu meningkatkan keseimbangan bakteri dalam mikrobioma usus. Sehingga hal itu juga dapat membantu menurunkan peradangan.