Ahad 18 Sep 2022 18:50 WIB

12 Anak SD di Inggris Alami Gangguan Pernapasan Akibat Vape

Sepanjang 2021, Inggris mencatat 344 kasus gangguan pernapasan terkait vape.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Aneka varian cairan rokok elektrik (vape). Sepanjang 2021, Inggris mencatat 12 anak usia SD mengalami gangguan pernapasan terkait penggunaan vape.
Foto: Republika/ Wihdan
Aneka varian cairan rokok elektrik (vape). Sepanjang 2021, Inggris mencatat 12 anak usia SD mengalami gangguan pernapasan terkait penggunaan vape.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- National Health Service (NHS) di Inggris mencatat 344 kasus gangguan pernapasan yang terkait dengan penggunaan vape pada tahun 2021. Parahnya, 12 di antaranya merupakan anak usia sekolah dasar.

Angka tersebut meningkat hampir dua kali lipat dari 2019/2020 yang hanya 177 kasus secara total. Prof Andrew Bush dari National Heart and Lung Institute menilai, data tersebut mengindikasikan bahwa generasi anak di Inggris banyak yang terpapar kecanduan nikotin.

Baca Juga

Fakta ini sekaligus membantah klaim klaim Public Health England yang menyatakan bahwa vape 95 persen lebih aman daripada rokok. "Tidak ada data yang mendukung itu, semuanya didasarkan pada semacam konsensus ahli," kata Prof Bush, seperti dilansir laman The Sun, Ahad (18/9/2022).

Merespons data ini, para menteri di Inggris juga mengumumkan rencananya termasuk perubahan usia boleh merokok. Kebijakan baru diharapkan bisa mengurangi jumlah perokok di seluruh Inggris dan Wales.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement