REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- SpaceX meluncurkan 54 satelit broadband Starlink dari Cape Canaveral Space Force Station di Florida pada Ahad (18/9/2022) pukul 20.18 malam EDT atau pukul 00.18 GMT pada Senin (19/9/2022). Peluncuran dilakukan setelah lima hari berturut-turut ditunda karena cuaca buruk.
Roket SpaceX Falcon 9 membawa satelit Starlink Group 4-34 ke orbit rendah Bumi, menyebarkannya sesuai rencana sekitar 15,5 menit setelah lepas landas. Namun, sebelum itu terjadi, tahap pertama roket kembali ke Bumi dan mendarat di pesawat tak berawak Just Read the Instructions SpaceX, yang ditempatkan di Samudra Atlantik di lepas pantai Florida. Itu adalah peluncuran dan pendaratan keenam untuk booster khusus ini, tulis SpaceX dalam deskripsi misi.
Starlink adalah konstelasi satelit broadband SpaceX. Sejauh ini, perusahaan telah menempatkan lebih dari 3.200 satelit ke orbit. SpaceX dengan cepat memperluas konstelasi, dengan peluncuran yang terjadi hampir setiap minggu — dan terkadang lebih sering dari itu.
Dilansir dari Space, Senin (19/9/2022), CEO SpaceX Elon Musk baru-baru ini mengatakan dia berharap untuk meluncurkan hingga 100 misi SpaceX pada 2023. Tujuannya, sebagian, untuk meningkatkan layanan Starlink secepat mungkin bagi pelanggan jarak jauh yang ingin dilayani perusahaan.
SpaceX sudah memiliki persetujuan peraturan untuk meluncurkan 12.000 satelit Starlink. Perusahaan juga telah mengajukan permohonan kepada regulator internasional untuk mengirim 30.000 satelit lagi ke orbit. Perusahaan juga memperluas jenis pelanggan yang mengakses layanan Starlink.
SpaceX baru-baru ini mengumumkan kolaborasi dengan T-Mobile untuk memancarkan layanan broadband langsung ke ponsel. Selain itu, SpaceX menandatangani kontrak dengan Royal Caribbean untuk menawarkan Starlink di kapal pesiar, untuk meningkatkan layanan internet di laut.