REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan diperlukan olahan modern dari bahan pangan ubi jalar agar lebih diminati oleh masyarakat. Dengan begitu, ubi jalar dapat digunakan sebagai subtitusi atau makanan pengganti tepung terigu.
Peneliti Ahli Utama Organisasi Riset Pangan dan Pertanian BRIN Erliana Ginting mengatakan pengolahan ubi jalar menjadi produk olahan masih banyak dalam bentuk makanan tradisional. Itulah yang membuatnya kurang diminati generasi muda.
Menurut Erlina, citra produk ubi jalar juga sering dianggap rendah atau inferior. Apalagi, ubi jalar sering disebut dengan "telo".
"Itu kurang menarik, apalagi bagi generasi muda," kata Erlina dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (19/9/2022).
Menurut Erlina, untuk menarik minat generasi muda agar mau mengonsumsi ubi jalar yang kaya manfaat baik bagi tubuh dibutuhkan diversifikasi produk olahan. Ubi jalar dapat diolah menjadi makanan kekinian, seperti pasta, produk bakeri, biskuit, es krim, dan makanan ringan lainnya.
"Oleh karena itu, perlu dilakukan diversifikasi penggunaan bahan baku ubi segar, tepung, maupun pati. Tentunya dengan teknologi sederhana untuk meningkatkan konsumsi, kemudian citra, sekaligus nilai tambah olahan ubi jalar," ujarnya.