Senin 19 Sep 2022 17:36 WIB

Pernikahan Dini Meningkat, UI Edukasi Remaja untuk Jaga Kesehatan Reproduksi

remaja perlu diberikan pembekalan tentang upaya menjaga kesehatan

Red: Muhammad Akbar
pengabdian masyarakat dari Universitas Indonesia di Lombok
Foto: istimewa
pengabdian masyarakat dari Universitas Indonesia di Lombok

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengabdian Masyarakat (pengmas) Departemen Keperawatan Medikal Bedah Universitas Indonesia (KMB UI) berkomitmen mengedukasi remaja Lombok untuk menjaga kesehatan reproduksi remaja.

Edukasi tersebut diharapkan dapat membentengi remaja ke arah perilaku seksual bebas yang berdampak pada kehamilan yang tidak diinginkan. 

Ketua tim pengmas KMB UI, Sri Yona, MN., PhD., mengatakan sejak pandemi Covid-19 di tahun 2020, jumlah pernikahan dini meningkat di Lombok, termasuk Lombok Timur. Menurut Sri Yona, adanya pernikahan dini pada remaja akan berdampak buruk bagi remaja, baik fisik, mental, dan sosial. 

“Secara fisik, tubuh remaja perempuan yang hamil di bawah 18 tahun memiliki resiko tinggi akan aborsi, malnutrisi dan pertumbuhan janin yang tidak optimal serta resiko stunting pada yang dilahirkan,” kata Sri Yona dalam keterangan di Jakarta, Senin (19/9). 

Sri Yona menambahkan, tingginya kasus pernikahan dini di Lombok dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kurangnya pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi remaja, adanya internet yang mengarah ke pornografi sehingga dapat menjerumuskan remaja ke arah perilaku seksual bebas yang berdampak pada kehamilan yang tidak diinginkan. 

“Oleh karena itu, remaja perlu diberikan pembekalan tentang upaya menjaga kesehatan remaja demi menjadi remaja yang sehat,” ujarnya. 

Tim pengmas yang diketuai oleh Sri Yona, MN, PhD, beranggotakan Prof. Elly Nurachmah, Prof. Yati Afiyanti, dan Rita Ismail, PhD. Tim pengmas KMB UI sebelumnya melakukan kegiatan pengmas berjudul “Pemberdayaan Remaja dalam Upaya Memelihara Kesehatan Reproduksi Remaja di Lombok Timur, NTB”.

Kegiatan pengmas diawali dengan Focus Grup Discussion (FGD) yang melibatkan remaja Lombok, berusia 13-14 tahun. FGD digelar secara hybrid luring di ruang laboratorium SMPN 1 Pringgabaya, Lombok Timur dan via zoom (daring), pada Agustus lalu. 

Edukasi tentang kesehatan reproduksi remaja juga digelar di kantor kecamatan Pringgabaya, Lombok Timur. Camat Pringgabaya, Nasihudin, Sp.Pd, yang membuka acara menyambut baik kegiatan yang pertama kali diadakan oleh UI di Lombok Timur. 

“Saat ini angka pernikahan dini dan stunting di Lombok terbilang tinggi. Adanya kegiatan pengabdian masyarakat ini, kami berharap dapat meningkatan pemahaman remaja mengenai upaya memelihara kesehatan reproduksi dan terhindar dari kehamilan di luar pernikahan,” ujarnya. 

 

Dari tokoh ramai dibicarakan ini, siapa kamu jagokan sebagai calon gubernur DKI Jakarta 2024

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement