Rabu 21 Sep 2022 17:57 WIB

Kenali Penyebab Gigi Ngilu Sebenarnya, Bukan karena Makanan Bersuhu Ekstrem

Penting memeriksakan ke dokter gigi enam bulan sekali meskipun tidak ada keluhan.

Penyebab gigi ngilu yang sebenarnya, bukan karena makanan bersuhu ekstrem. (Ilustrasi)
Penyebab gigi ngilu yang sebenarnya, bukan karena makanan bersuhu ekstrem. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen Klinis Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jenderal Soedirman drg Victoria Dewanti Arifiana mengatakan, makanan dan minuman dengan suhu ekstrem bukan penyebab gigi sensitif, melainkan pemicu rasa ngilu pada gigi yang sensitif. Dia mengatakan, secara umum, gigi sensitif disebabkan oleh dua hal.

"Pertama, terkikisnya bagian lapisan terluar gigi (email), yang kemudian membuat bagian dentin (lapisan kedua dari gigi) tidak terlindungi," ujar dokter Victoria, Rabu (21/9/2022).

Baca Juga

Selain itu, resesi gusi atau gusi turun yang menyebabkan akar gigi terekspos menyebabkan gigi mudah terasa ngilu apabila terkena rangsangan dingin. Dia men

yarankan agar tidak terlalu berlebihan dalam mengonsumsi makanan panas atau dingin.

"Resesi gusi bisa disebabkan oleh proses menyikat gigi yang tidak tepat seperti terlalu keras atau penumpukan plak atau karang gigi karena proses penyikatan gigi yang tidak maksimal atau jarang menyikat gigi," ujarnya.

Dokter yang akrab disapa Viki itu mengatakan, perawatan yang tepat untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut adalah dengan rutin menyikat gigi minimal dua kali sehari. Selain itu, juga penting memeriksakan ke dokter gigi enam bulan sekali meskipun tidak ada keluhan.

"Jarang menyikat gigi menimbulkan adanya karies atau gigi berlubang atau plak yang akan menyebabkan karang gigi," ujar drg Victoria.

Pembersihan karang gigi yang rutin setiap enam bulan sekali menghindari efek korinis seperti gigi goyang dan gigi berlubang. Jika tidak segera ditambal bisa menjadi peradangan dan menjadi infeksi yang tambah meluas ke penyakit-penyakit lain.

"Kalau rajin kontrol kan pasti dokter gigi akan melihat kondisi per enam bulan sudah bersih belum karangnya, kalau ada kita bersihkan. Kalau ada karies bisa dilakukan tindakan pencegahan," kata drg Victoria.

Menurutnya, selama ini kesadaran masyarakat akan kesehatan gigi dan mulut terus meningkat dilihat dari persentase pasien di klinik dan edukasi dari media sosial. "Akhir-akhir ini sudah mulai banyak yang sadar akan pentingnya kebersihan rongga mulut. Mungkin sekarang jaman sosial media juga, banyak edukasi yang mereka dengar juga tentang bahayanya bila kita tidak melakukan atau merawat kebersihan gigi dan mulut kita sendiri," jelasnya.

 

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement